Jumat, 07 Desember 2012

BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN ISLAM


A.    Bentuk - Bentuk Pendidikan Islam Dalam Keluarga
Adapun bentuk – bentuk pendidikan dalam islam adalah :
1.      Pendidikan sebelum kelahiran
Pendidikan islam terhadap anak tidak hanya di mulai dari masa kelahiran tetapi bahkan sebelum melakukan pernikahan. Hal ini dapat di lakukan dengan cara memperhatikan calon pasangan, sebagaimana yang telah di sebutkan oleh Rasulullah SAW, bahwa apabila ingin mencari pasangan hidup maka carilah yang kuat agamanya, karena dalam membentuk rumah tangga yang islami dan anak – anak yang shalih di perlukan seorang ibu yang yang shalihah dan pandai mendidik anaknya serta baik tingkah lakunya.
Mendidik anak shalih sebelum lahir laksana menanam tanaman, maka siapa yang menginginkan tanamannya subur dan membuahkan hasil yang memuaskan sehingga membuat hati senang dan damai maka hendaklah mempersiapkan dan memilih pendidikan yang terbaik dan benar sehingga mampu menumbuhkan dan memberikan hasil yang menyenangkan.
Tanah adalah azas paling utama dan paling menentukan keberhasilan dalam bercocok tanam. Begitu juga untuk mendapatkan anak yang shalih maka pilihannya tidak lain adalah seorang isteri yang shalihah yang akan menjadi ibu bagi anak. Dialah yang akan mendidik anak diatas belaian kasih sayang islam dan nilai mulia syariat sehingga membuahkan hasil takwa dan komitmen kepada anak.
Sebagaimana yang dikatakan penyair :
Ibu adalah madrasah, bila engkau persiapkan dengan baik,
maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat.
Ibu laksana taman, bila engkau pelihara tanamannya dengan siraman yang cukup,
maka akan tumbuh dengan subur dan rindang[1].
Apabila orang tua mengharapkan seorang anak yang sholeh, berbudi luhur dan bertaqwa serta bermanfaat unttuk dirinya, agama dan umatnya maka hendaklah mendidik anak tersebut dengan pendidikan islam yang benar mulai sebelum lahir bahkan sebelum menikah [2].
2.      pendidikan setelah kelahiran
setelah anak di lahirkan kedunia, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua yaitu :
1.      Mengumandangkan azan dan iqamah pada telinga bayi
Islam sangat menaruh perhatian tinggi terhadap kelurusan dan kebaikan budi pekerti anak sehingga islam menganjurkan kepada orang tua agar mengumandangkan azan dan iqamah pada telinga bayi ketika keluar dari perut sang ibu kepada alam dunia. Jadi yang pertama kali di dengar oleh bayi adalah suara dan nilai tauhid kepada Allah SWT.
Hadits Rasulullah tentang mengazan dan mengiqomahkan anak yang baru lahir :
أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ رضي الله عنهما حِيْنَ وُلِدَا
وَأَمَرَ بِهِ

Artinya : “Sesungguhnya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengumandangkan azan di telinga Al-Hasan dan Al-Husain -radhiyallahu ‘anhuma- tatkala keduanya lahir, dan beliau memerintahkan hal tersebut”. ( H.R. Ath-Thobrany )
مَنْ وُلِدَ لَهُ, فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى, لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
Artinya : “Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu dia mengumandangkan azan di telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, maka Ummu Shibyan (jin yang mengganggu anak kecil) tidak akan membahayakan dirinya”.( H.R Baihaqi )

Faedah adzan pada telinga bayi[3] :
a.       adzan termasuk bagian syiar islam serta syiar tauhid yang diperdengakan pertama kali kepada bayi.
b.      Adzan mengandung unsur ajakan kepada penghambaan diri kepada Allah dan peringatan tentang sholat sebagai rukun islam yang terpenting.
c.       Adzan merupakan panggilan agama serta sunnah Nabi Muhammad saw.
d.      Adzan melindungi bayi dari gangguan syetan karena syetan menyingkir ketika mendengar suara adzan.
e.       Ketika sang bayi mendengar adzan maka suara itu menguatkan dan menggerakkan fungsi pendengaran bayi.
f.       Adzan sebagai bentuk ajakan bagi anak kepada ibadah terhadap Allah.

2.      Melakukan takhnik kepada bayi
Tahnik adalah mengunyahkan kurma atau semisalnya kemudian di oleskan kelangit – langit pada mulut bayi[4]. Demikian itu termasuk sunnah Nabi karena beliau pernah melakukan hal tersebut ketika ada seorang bayi lahir.
Dalam shahih Bukhari dari Hisam bin Urwah dari Asma’ beliau berkata : “ ketika aku hamil Abdullah bin Az – Zubair di Mekah, aku keluar untuk menyempurnakan ihram. Setelah sampai di madinah, aku singgah di Quba’, hingga aku melahirkan di Quba’, kemudian aku datang kepada Rasulullah SAW, lalu aku letakkan bayi itu di pangkuannya maka beliau meminta sebutir kurma lalu di kunyah kemudian di masukkan kemulut bayi sehingga yang pertama kali masuk ke perutnya adalah ludah Rasulullah SAW.
ﻭﻟﺩ ﻟﻰ ﻏﻼﻢ ﻓﺎﺗﻳﺕﺑﻪ ﺺ . ﻢ . ﻓﺳﻣﻪ ﺍﺑﺭﺍﻫﻳﻢ ﻭﺣﻧﻛﻪ ﺑﺗﻣﺭﺓ
Artinya : “Pernah dikaruniakan kepadaku seorang anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma.”( H.R. Al-Bukhari )
Dari Abu Musa Al – Asy’ari berkata : “ ketika anakku lahir aku membawanya kepada Rasulullah SAW lalu di beri nama Ibrahim dan beliau mentahnik dengan kurma”.
Dari Ummul Mukminin Aisyah r.a bahawa pernah didatangkan beberapa bayi kepada Nabi SAW lalu beliau mendoakan keberkahan kepada mereka dan mentahnik mereka.
Dari penjelasan di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Disunnahkan mentahnik bayi yang baru lahir.
2.      Di dalam tahnik mengandung permintaan doa keberkahankepada orang –orang shalih atau orang yang memiliki keutamaan.
3.      Dalam sunnah tahnik terdapat anjuran agar bersikap lemah lembut, santun dan tawadhu’ kepada anak kecil.
4.      Tahnik dapat memberi pengaruh positif bagi anak.
5.      Tahnik juga bisa menguatkan organ tubuh bayi dan membantu memudahkan proses menyusu bagi bayi tersebut.

3.      Menyusui bayi hingga dua tahun
Dalam pandangan islam menyusui anak termasuk pilar pendidikan yang paling utama sehingga hokum islam yang pertama yaitu Al – Quran menganjurkan kepada semua kaum ibu agar menyusui anak – anak mereka selama dua tahun secara sempurna dari iar susu mereka sendiri sebab hal itu akan memberi hal baik dan positif bagi bayi.
* ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöãƒ £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 yŠ#ur& br& ¨LÉêムsptã$|ʧ9$# 4
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan[5].
Manfaat air susu ibu bagi bayi :
1.      Bayi langsung mendapat makanan bersih dan steril
2.      ASI tidak terlalu dingin dan terlalu panas sehingga cocok bagi anak.
3.      Cocok dan sesuai kabutuhan perut si bayi hingga umur dua tahun.
4.      ASI memberi imunisasi dan kekebalan bagi tubuh bayi dari bakteri dan penyakit.
5.      Akan menumbuhkan perasaan kasih saying dan cinta antara orang tua dan anak serta menguatkan hubungan bathin.
Proses menyusui apabila di sertai dengan niat yang baik dalam rangka mencari ridha Allah, maka Allah akan memberikan imbalan pahala setiap kali menyusui.
Umar bin Khattab pernah mengatakan kepada isterinya yang sedang menyusui anaknya : “Janganlah kamu menyusui anak seperti hewan, sebab hewan hanya menyusui karena perasaan saying dan insting saja, namun susuilah anakmudalam rangka mencari pahala dari Allah dan agar bayi tersebut sehingga nanti akan menjadi hamba yang menyembah kepada Allah dan mentauhidkanNya[6].



4.      Mengaqiqahkan
Aqiqah adalah sebutan hewan yang di sembelih untuk anak yang lahir dan aqiqah adalah hak yang wajib di tunaikan orang tua untuk anak, dua ekor kambing bagi anak laki – laki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan.
Aqiqah lebih utama dari sedekah berupa uanng sebesarnya ataupun lebih besar. Imam Al – Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Salman bin Amir adh – Dhabi berkata : “ saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
مَعَ الْغُلاَمِ عَقِيقَةٌ ، فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الأَذَى
Artinya : “ setiap bayi memiliki hak aqiqah, maka sembelihlah hewan aqiqah dan hilangkan gangguan  ( rambut ) darinya. ( H.R. Bukhari )
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى
Artinya : “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelih untuknya (hewan sembelihan) pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama padanya”. ( H.R. Ibnu Majah )
Adapun jumlah hewan yang disembelih untuk aqiqah adalah sesuai dengan hadits Rasulullah SAW :
عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
Artinya : “Atas seorang anak laki-laki 2 ekor kambing yang usianya berdekatan dan atas seorang anak perempuan 1 ekor kambing”. ( H.R. At-Thabrani )
Faedah dan manfaat Aqiqah :
1.      menyampaikan berita tentang kehadiran anak secara tidak langsung mengabarkan tentang posisi nasab anak agar tidak ada persangkaan buruk terhadap status anak.
2.      Mengikuti panggilan sifat murah hati dan dermawan serta menjauhi sifat kikir dan pelit.
3.      Aqiqah adalah kelanjutan dari kebaikan dan ketundukan sebab melakukan hal ini  semenjak masa bayi menunjukkan kemauan orang tua untuk berkorban di jalan Allah, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim.
4.      Melepas status anak yang masih tergadai karena anak tergadai dengan aqiqahnya.
Semoga Allah menjadikan aqiqah ini sebagai pembebas dari gangguan syetan ketika bayi baru lahir dan menuju alam dunia. Maka fungsi aqiqah adalah untuk menebus dan membebaskan anak dari tawanan dan penjara syetan, juga dapat menhambat usaha syetan untuk mencelakakan manusia pada akhir hayatnya. Apalagi iblis sudah bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan manusia kecuali sedikit yang tidak disesatkan, sehingga iblis menunggu mangsanya semenjak keluar dari alam kandungan menuju ke alam dunia.
øÌøÿtFó$#ur Ç`tB |M÷èsÜtGó$# Nåk÷]ÏB y7Ï?öq|ÁÎ/ ó=Î=ô_r&ur NÍköŽn=tã y7Î=øsƒ¿2 šÎ=Å`uur óOßgø.Í$x©ur Îû ÉAºuqøBF{$# Ï»s9÷rF{$#ur öNèdôÏãur 4 $tBur ãNèdßÏètƒ ß`»sÜø¤±9$# žwÎ) #·rãäî ÇÏÍÈ  
Artinya : dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka[7].

Maksud ayat ini ialah Allah memberi kesempatan kepada iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. tetapi segala tipu daya syaitan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman.
Karena bahaya yang mengancam anak seperti itu maka Allah menganjurkan kepada kedua orang tua untuk melepaskan jeratan itu dengan memberikan tebusan berupa aqiqah dan bila aqiqah belum disembelih maka anak masih tergadai keselamatan dan keamanannya dari gangguan syetan.

5.      Memberi nama yang baik
Islam sangat menganjurkan kepada orang tua agar memilih nama anak yang baik lagi di cintai. Sudah menjadi ketetapan seluruh umat manusia dan juga termasuk sunnah fitrah dalam semua jenis dan bentuk masyarakat memberi nama anak yang baru lahir merupakan suatu keharusan untuk membedakan dari yang lain.
Sebagai pendidik yang baik hendaknya memilih nama yang baik dan indah untuk yang terlahir sebagai bentuk realisasi pengamalan ajaran islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
إﻧﻛﻡﺗﺩﻋﻮﻥﻳﻭﻡﺍﻟﻗﻳﺎﻣﺔﺑﺄﺴﻣﺎﺌﻛﻡﻭﺑﺄﺴﻣﺎﺀﺁﺑﺎﺌﻛﻡﻓﺄﺣﺴﻧﻭﺍﺃﺴﻣﺎﺀﻛﻡ                              
Artinya : sesungguhnya akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian maka perbaikilah nama-nama kalian.
Yang harus diperhatikan dalam memberi nama anak.
1.      Nama anak di ambil dari nama-nama tokoh agama atau ulama baik kalangan para nabi, rasul atau nama-nama orang shalih dalam rangka taqarrub kapada Allah.
2.      Nama tersebut bagus dan sesuai dengan kondisi orang yang diberi nama dengan tingkatan social dan keadaan status.
3.      Mengikuti nama-nama yang telah diajarkan Nabi Muhammad saw seperti : Abdullah, Abdurrahman, Al-harits dan Hamman.
4.      Tidak memberikan nama-nama yang dilarang oleh Rasulullah dan di haramkan oleh para ulama seperti : Yasar, Rabah, Najih, Rafi’, Barokah, Harb, Ashram ( tandus ), Ashi dan Abdul Ka’bah, Abdun Nabi, Abdur Rasul, Raja Diraja, Sayidun Nas atau nama-nama syetan.
( إن أخنع إسم عند الله رجل تسمى ملك الأملاك (رواه البخاري؛ مسلم
Artinya : “Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (=rajanya diraja)” (HR. Bukhori; Muslim).

6.      Mencukur rambut bayi
Hal ini dianjurkan pada hari ketujuh dari kelahiran, maka pernah Hasan di Tanya tentang sabda Nabi saw : hilangkan gangguan dari bayi, beliau menjawab, “mencukur rambutnya”. Begitu juga Imam Ahmad berkata : “mencukur rambut bayi”. Nabi melarang mencukur rambut dengan model qaza’ yaitu mencukur sebagian dan membiarkan sebagian.
Ibnu Qayyim berkata[8] : potong rambut model Qaza’ ada empat bentuk :
1.      Memotong rambut dari satu arah sebagian dan dari arah lain sebagian seperti terpencarnya mendung di langit.
2.      Mencukur bagian tengah meninggalkan bagian samping seperti yang dilakukan oleh penjaga gereja dikalangan kaum Nashrani.
3.      Mencukur bagian samping dan membiarkan bagian tengah seperti yang dilakukan oleh para preman.
4.      Mencukur bagian depan dan samping meninggalkan bagian belakang.

7.      memberikan contoh keteladanan
keteladanan yang baik akan membawa pesan positif terhadap anak-anaknya, karena orang yang paling banyak dicontoh dan ditiru oleh anak adalah orang tuanya dan mereka pulalah yang paling kuat menanamkan pengaruhnya kepada jiwa anak[9]. Orang tua dituntut untuk menjalankan segala perintah Allah swt dan sunnah Rasulullah saw menyangkut sikap dan perbuatan, karena anak melihatnya setiap waktu.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, Beliau adalah  teladan bagi seluruh umat manusia, sebagaimana firman Allah :
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

8.      memilih waktu yang tepat untuk menasehati anak
memberi nasehat pada waktu yang tepat sangat besar pengaruhnya. Orang tua harus mampu memilih kapan waktu yang tepat agar hati anak dapat menerima dan terkesan dengan nasehatnya. Dengan demikian beban pendidikan semakin berkurang. Hasil pendidikan pun dapat di capai dengan maksimal.
Rasulullah saw telah mengajarkan kepada kita bahwa ada tiga waktu yang tepat ketika akan memberi nasehat kepada anak-anak, yaitu[10] :
1.      Saat berjalan-jalan atau di atas kendraan
Ketika dalam perjalanan secara tidak langsung pikiran anak menjadi tenang dan santai, keadaan yang demikian itu akan memudahkan bagi anak menerima nasehat dari orang tuanya.
2.      Waktu makan
Ketika makan anak-anak sering melakukan perbuatan yang kurang sopan. Hal ini terdorong oleh nafsu makannya yang tinggi. Jika orang tua tidak mau duduk dan menemaninya makan, serta meluruskan kesalahan-kesalahannya maka anak akan selalu dalam kebiasaan buruk waktu makan.
3.      ketika anak sakit
jika orang tua bisa lembut hatinya dalam keadaan sakit, maka anakpun bisa lebih lembut lagi hatinya apabila sakit. Dalam kelembutan hati yang demikian itu maka nasehat yang diberikan oleh orang tua akan meresap kadalam hati anak.

9.      bersikap adil dan tidak pilih kasih
Ketidakadilan dan sikap pilih kasih orang tua terhadap anak-anak akan menimbulkan rasa iri dan kedengkian dalam jiwa anak karena merasa dirinya disisihkan. Namun demikian ada penyebab yang membolehkan orang tua mengistimewakan anak yang satu dengan yang lainnya, seperti : ada kebutuhan yang mendesak, karena usia, cacat, atau mengalihkan pemberian dari anak yang jahat dan suka berfoya-foya kepada anak yang baik dan dermawan.

10.  Memenuhi hak-hak anak
Anak yang dipenuhi dan dikabulkan hak-haknya akan memiliki sikap positif dalam kehidupan. Anak akan belajar bahwa dalam hidup ini harus bersikap saling member dan menerima. Sekaligus melatih dirinya agar bisa tunduk kepada kebenaran. Namun sebagian orang tua kadangkala enggan memenuhi hak dan menerima kebenaran dari seorang anak kecil.

11.  Mendo’akan anak dengan kebaikan
Doa merupakan rukun utama yang harus diamalkan oleh orang tua. Doa akan semakin menghangatkan kasih sayang dan memantapkan cinta orang tua kepada anak-anaknya. Demi kebaikan anak-anak, orang tua harus memohon dengan sungguh-sungguh dan penuh harap kepada Allah. Sebaliknya sangat berbahaya jika orang tua mendoakan keburukan buat anaknya. Karena keburukannya bukan hanya akan dirasakan oleh anak, tetapi juga akan dirasakan oleh orang tuanya.

12.  Menceritakan kisah –kisah teladan
Kisah memainkan peranan penting dalam membangun kesadaran akal dan intelektual anak. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa kisah – kisah yang diceritakan itu berdasarkan atas realitas dimasa silam, kisah nyata yang membuat anak percaya terhadap sejarah dan memberikan dorongan serta semangat kepada anak, kemudian juga dapat membina kesadaran keislaman dan jauh dari khurafat dan dongeng fiktif.
13.  berbicara sesuai dengan kemampuan akal anak
seperti manusia lainnya, anak-anak juga mempunyai keterbatasan. Akal dan pikiran nya masih dalam tahap perkembangan. Kemampuan orang tua dan pendidik untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangannya akan membantu mengatasi setiap permasalahan yang timbul. Dengan demikian orang tua mengetahui kapan saatnya berbicara, dengan kata-kata apa seharusnya berbicara dan ide-ide apa yang selayaknya dilontarkan.

14.  memberi pujian kepada anak
pujian punya pengaruh penting dalam diri anak. Dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga cepat memperbaiki kesalahannya.
Sebagaimana yang diceritakan pada zaman Rasulullah bahwa ada seorang laki-laki yang bernama ibnu Umar, setiap kali bermimpi selalu diceritakannya kepada Rasulullah. Ibnu Umar berkata : “ketika itu saya masih kecil selalu tidur di masjid, suatu waktu saya bermimpi seolah – olah ada dua malaikat yang membawaku keneraka. Neraka itu berkelok-kelok seperti kelokan sumur dan bertanduk dua, kemudian saya berdoa : “saya berlindung dari neraka. Mimpinya itu diceritakan kepada Hafshah, selanjutnya Hafshah menceritakan kepada Rasulullah saw dan beliau bersabda : “sebaik-baik laki – laki adalah Abdullah seandainya Ia mau shalat malam”. Sejak itu Abdullah tidak pernah meninggalkan shalat malam[11].


[1]. Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal. 10
[2]. Ibid. Hal. 9.
[3] . Suwaid, Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik Anak ( cet. Ke-1 ).  Jakarta Timur : Al – I’tishom. Hal 38
[4]. Suwaid, Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik Anak ( cet. Ke-1 ).  Jakarta Timur : Al – I’tishom.hal. 39
[5]. Al – quran Al – Karim dan terjemahnya, PT. Karya Toha Putra, Semarang, 1999. ( Q.S Al – Baqarah : 233 )
[6] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal. 109
[7]. Al – quran Al – Karim dan terjemahnya, PT. Karya Toha Putra, Semarang, 1999. Al – Isra’ : 64
33. Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq.hal. 121
[9]. Suwaid, Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik Anak ( cet. Ke-1 ).  Jakarta Timur : Al – I’tishom. Hal. 57
[10]. Suwaid, Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik Anak ( cet. Ke-1 ).  Jakarta Timur : Al – I’tishom.. Hal. 59
[11]. Suwaid, Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik Anak ( cet. Ke-1 ).  Jakarta Timur : Al – I’tishom. Hal. 96

Tidak ada komentar:

Posting Komentar