A.
Bentuk -
Bentuk Pendidikan Islam Dalam Keluarga
Adapun bentuk –
bentuk pendidikan dalam islam adalah :
1. Pendidikan
sebelum kelahiran
Pendidikan
islam terhadap anak tidak hanya di mulai dari masa kelahiran tetapi bahkan
sebelum melakukan pernikahan. Hal ini dapat di lakukan dengan cara
memperhatikan calon pasangan, sebagaimana yang telah di sebutkan oleh
Rasulullah SAW, bahwa apabila ingin mencari pasangan hidup maka carilah yang
kuat agamanya, karena dalam membentuk rumah tangga yang islami dan anak – anak
yang shalih di perlukan seorang ibu yang yang shalihah dan pandai mendidik
anaknya serta baik tingkah lakunya.
Mendidik
anak shalih sebelum lahir laksana menanam tanaman, maka siapa yang menginginkan
tanamannya subur dan membuahkan hasil yang memuaskan sehingga membuat hati
senang dan damai maka hendaklah mempersiapkan dan memilih pendidikan yang
terbaik dan benar sehingga mampu menumbuhkan dan memberikan hasil yang
menyenangkan.
Tanah
adalah azas paling utama dan paling menentukan keberhasilan dalam bercocok
tanam. Begitu juga untuk mendapatkan anak yang shalih maka pilihannya tidak
lain adalah seorang isteri yang shalihah yang akan menjadi ibu bagi anak.
Dialah yang akan mendidik anak diatas belaian kasih sayang islam dan nilai
mulia syariat sehingga membuahkan hasil takwa dan komitmen kepada anak.
Sebagaimana
yang dikatakan penyair :
Ibu adalah madrasah, bila engkau persiapkan
dengan baik,
maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang
baik dan kuat.
Ibu laksana taman, bila engkau pelihara
tanamannya dengan siraman yang cukup,
maka akan tumbuh dengan subur dan rindang[1].
Apabila orang tua mengharapkan seorang anak yang sholeh,
berbudi luhur dan bertaqwa serta bermanfaat unttuk dirinya, agama dan umatnya
maka hendaklah mendidik anak tersebut dengan pendidikan islam yang benar mulai
sebelum lahir bahkan sebelum menikah [2].
2. pendidikan
setelah kelahiran
setelah anak di
lahirkan kedunia, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua
yaitu :
1.
Mengumandangkan
azan dan iqamah pada telinga bayi
Islam sangat menaruh perhatian tinggi terhadap kelurusan dan
kebaikan budi pekerti anak sehingga islam menganjurkan kepada orang tua agar
mengumandangkan azan dan iqamah pada telinga bayi ketika keluar dari perut sang
ibu kepada alam dunia. Jadi yang pertama kali di dengar oleh bayi adalah suara
dan nilai tauhid kepada Allah SWT.
Hadits Rasulullah tentang mengazan dan mengiqomahkan anak
yang baru lahir :
أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ
رضي الله عنهما حِيْنَ وُلِدَا
وَأَمَرَ بِهِ
Artinya : “Sesungguhnya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengumandangkan azan di telinga Al-Hasan dan Al-Husain -radhiyallahu ‘anhuma- tatkala keduanya lahir, dan beliau memerintahkan hal tersebut”. ( H.R. Ath-Thobrany )
مَنْ وُلِدَ لَهُ, فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ
فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى, لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
Artinya
: “Barangsiapa yang dikaruniai seorang
anak, lalu dia mengumandangkan azan di telinga kanannya dan iqomah di telinga
kirinya, maka Ummu Shibyan (jin yang mengganggu anak kecil) tidak akan
membahayakan dirinya”.( H.R Baihaqi )
Faedah adzan pada telinga bayi[3]
:
a. adzan
termasuk bagian syiar islam serta syiar tauhid yang diperdengakan pertama kali
kepada bayi.
b. Adzan
mengandung unsur ajakan kepada penghambaan diri kepada Allah dan peringatan
tentang sholat sebagai rukun islam yang terpenting.
c. Adzan
merupakan panggilan agama serta sunnah Nabi Muhammad saw.
d. Adzan
melindungi bayi dari gangguan syetan karena syetan menyingkir ketika mendengar
suara adzan.
e. Ketika
sang bayi mendengar adzan maka suara itu menguatkan dan menggerakkan fungsi
pendengaran bayi.
f. Adzan
sebagai bentuk ajakan bagi anak kepada ibadah terhadap Allah.
2.
Melakukan
takhnik kepada bayi
Tahnik adalah mengunyahkan kurma atau semisalnya kemudian di
oleskan kelangit – langit pada mulut bayi[4].
Demikian itu termasuk sunnah Nabi karena beliau pernah melakukan hal tersebut
ketika ada seorang bayi lahir.
Dalam shahih Bukhari dari Hisam bin Urwah dari Asma’ beliau
berkata : “ ketika aku hamil Abdullah bin Az – Zubair di Mekah, aku keluar
untuk menyempurnakan ihram. Setelah sampai di madinah, aku singgah di Quba’,
hingga aku melahirkan di Quba’, kemudian aku datang kepada Rasulullah SAW, lalu
aku letakkan bayi itu di pangkuannya maka beliau meminta sebutir kurma lalu di
kunyah kemudian di masukkan kemulut bayi sehingga yang pertama kali masuk ke
perutnya adalah ludah Rasulullah SAW.
ﻭﻟﺩ ﻟﻰ ﻏﻼﻢ ﻓﺎﺗﻳﺕﺑﻪ ﺺ . ﻢ . ﻓﺳﻣﻪ ﺍﺑﺭﺍﻫﻳﻢ ﻭﺣﻧﻛﻪ ﺑﺗﻣﺭﺓ
Artinya : “Pernah dikaruniakan kepadaku seorang anak laki-laki, lalu aku
membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau
memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma.”( H.R.
Al-Bukhari )
Dari Abu Musa Al – Asy’ari berkata : “ ketika anakku lahir
aku membawanya kepada Rasulullah SAW lalu di beri nama Ibrahim dan beliau
mentahnik dengan kurma”.
Dari Ummul Mukminin Aisyah r.a bahawa pernah didatangkan beberapa
bayi kepada Nabi SAW lalu beliau mendoakan keberkahan kepada mereka dan
mentahnik mereka.
Dari penjelasan di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Disunnahkan
mentahnik bayi yang baru lahir.
2. Di
dalam tahnik mengandung permintaan doa keberkahankepada orang –orang shalih
atau orang yang memiliki keutamaan.
3. Dalam
sunnah tahnik terdapat anjuran agar bersikap lemah lembut, santun dan tawadhu’
kepada anak kecil.
4. Tahnik
dapat memberi pengaruh positif bagi anak.
5. Tahnik
juga bisa menguatkan organ tubuh bayi dan membantu memudahkan proses menyusu
bagi bayi tersebut.
3.
Menyusui bayi
hingga dua tahun
Dalam pandangan islam menyusui anak termasuk pilar pendidikan
yang paling utama sehingga hokum islam yang pertama yaitu Al – Quran
menganjurkan kepada semua kaum ibu agar menyusui anak – anak mereka selama dua
tahun secara sempurna dari iar susu mereka sendiri sebab hal itu akan memberi
hal baik dan positif bagi bayi.
*
ßNºt$Î!ºuqø9$#ur
z`÷èÅÊöã
£`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym
Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 y#ur& br& ¨LÉêã
sptã$|ʧ9$#
4
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan[5].
Manfaat air susu ibu bagi bayi :
1.
Bayi
langsung mendapat makanan bersih dan steril
2.
ASI
tidak terlalu dingin dan terlalu panas sehingga cocok bagi anak.
3.
Cocok
dan sesuai kabutuhan perut si bayi hingga umur dua tahun.
4.
ASI
memberi imunisasi dan kekebalan bagi tubuh bayi dari bakteri dan penyakit.
5.
Akan
menumbuhkan perasaan kasih saying dan cinta antara orang tua dan anak serta
menguatkan hubungan bathin.
Proses
menyusui apabila di sertai dengan niat yang baik dalam rangka mencari ridha
Allah, maka Allah akan memberikan imbalan pahala setiap kali menyusui.
Umar bin
Khattab pernah mengatakan kepada isterinya yang sedang menyusui anaknya :
“Janganlah kamu menyusui anak seperti hewan, sebab hewan hanya menyusui karena
perasaan saying dan insting saja, namun susuilah anakmudalam rangka mencari
pahala dari Allah dan agar bayi tersebut sehingga nanti akan menjadi hamba yang
menyembah kepada Allah dan mentauhidkanNya[6].
4.
Mengaqiqahkan
Aqiqah
adalah sebutan hewan yang di sembelih untuk anak yang lahir dan aqiqah adalah
hak yang wajib di tunaikan orang tua untuk anak, dua ekor kambing bagi anak
laki – laki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan.
Aqiqah
lebih utama dari sedekah berupa uanng sebesarnya ataupun lebih besar. Imam Al –
Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Salman bin Amir adh – Dhabi berkata :
“ saya mendengar Rasulullah SAW bersabda
:
مَعَ
الْغُلاَمِ عَقِيقَةٌ ، فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الأَذَى
Artinya : “ setiap bayi memiliki hak aqiqah, maka sembelihlah hewan aqiqah dan
hilangkan gangguan ( rambut ) darinya. (
H.R. Bukhari )
كُلُّ
غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ
وَيُسَمَّى
Artinya
: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya,
disembelih untuknya (hewan sembelihan) pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya
dan diberi nama padanya”. ( H.R. Ibnu Majah )
Adapun
jumlah hewan yang disembelih untuk aqiqah adalah sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW :
عَنِ
الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
Artinya : “Atas seorang anak laki-laki 2 ekor kambing yang usianya berdekatan dan
atas seorang anak perempuan 1 ekor kambing”. ( H.R. At-Thabrani )
Faedah dan
manfaat Aqiqah :
1.
menyampaikan
berita tentang kehadiran anak secara tidak langsung mengabarkan tentang posisi
nasab anak agar tidak ada persangkaan buruk terhadap status anak.
2.
Mengikuti
panggilan sifat murah hati dan dermawan serta menjauhi sifat kikir dan pelit.
3.
Aqiqah
adalah kelanjutan dari kebaikan dan ketundukan sebab melakukan hal ini semenjak masa bayi menunjukkan kemauan orang
tua untuk berkorban di jalan Allah, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim.
4.
Melepas
status anak yang masih tergadai karena anak tergadai dengan aqiqahnya.
Semoga Allah
menjadikan aqiqah ini sebagai pembebas dari gangguan syetan ketika bayi baru
lahir dan menuju alam dunia. Maka fungsi aqiqah adalah untuk menebus dan
membebaskan anak dari tawanan dan penjara syetan, juga dapat menhambat usaha
syetan untuk mencelakakan manusia pada akhir hayatnya. Apalagi iblis sudah
bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan manusia kecuali sedikit yang tidak
disesatkan, sehingga iblis menunggu mangsanya semenjak keluar dari alam
kandungan menuju ke alam dunia.
øÌøÿtFó$#ur Ç`tB |M÷èsÜtGó$# Nåk÷]ÏB y7Ï?öq|ÁÎ/ ó=Î=ô_r&ur NÍkön=tã y7Î=øs¿2 Î=Å`uur óOßgø.Í$x©ur Îû ÉAºuqøBF{$# Ï»s9÷rF{$#ur öNèdôÏãur 4
$tBur ãNèdßÏèt ß`»sÜø¤±9$# wÎ) #·rãäî ÇÏÍÈ
Artinya
: dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi
di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada
harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan
oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka[7].
Maksud ayat ini ialah Allah memberi kesempatan kepada iblis
untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. tetapi
segala tipu daya syaitan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang
benar-benar beriman.
Karena bahaya yang mengancam anak seperti itu maka Allah
menganjurkan kepada kedua orang tua untuk melepaskan jeratan itu dengan memberikan
tebusan berupa aqiqah dan bila aqiqah belum disembelih maka anak masih tergadai
keselamatan dan keamanannya dari gangguan syetan.
5.
Memberi nama yang baik
Islam
sangat menganjurkan kepada orang tua agar memilih nama anak yang baik lagi di
cintai. Sudah menjadi ketetapan seluruh umat manusia dan juga termasuk sunnah
fitrah dalam semua jenis dan bentuk masyarakat memberi nama anak yang baru lahir
merupakan suatu keharusan untuk membedakan dari yang lain.
Sebagai
pendidik yang baik hendaknya memilih nama yang baik dan indah untuk yang
terlahir sebagai bentuk realisasi pengamalan ajaran islam.
Sebagaimana
sabda Rasulullah saw :
إﻧﻛﻡﺗﺩﻋﻮﻥﻳﻭﻡﺍﻟﻗﻳﺎﻣﺔﺑﺄﺴﻣﺎﺌﻛﻡﻭﺑﺄﺴﻣﺎﺀﺁﺑﺎﺌﻛﻡﻓﺄﺣﺴﻧﻭﺍﺃﺴﻣﺎﺀﻛﻡ
Artinya : sesungguhnya akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan
nama bapak-bapak kalian maka perbaikilah nama-nama kalian.
Yang harus diperhatikan dalam memberi
nama anak.
1.
Nama
anak di ambil dari nama-nama tokoh agama atau ulama baik kalangan para nabi,
rasul atau nama-nama orang shalih dalam rangka taqarrub kapada Allah.
2.
Nama
tersebut bagus dan sesuai dengan kondisi orang yang diberi nama dengan
tingkatan social dan keadaan status.
3.
Mengikuti
nama-nama yang telah diajarkan Nabi Muhammad saw seperti : Abdullah,
Abdurrahman, Al-harits dan Hamman.
4.
Tidak
memberikan nama-nama yang dilarang oleh Rasulullah dan di haramkan oleh para
ulama seperti : Yasar, Rabah, Najih, Rafi’, Barokah, Harb, Ashram ( tandus ),
Ashi dan Abdul Ka’bah, Abdun Nabi, Abdur Rasul, Raja Diraja, Sayidun Nas atau
nama-nama syetan.
(
إن أخنع إسم عند الله رجل تسمى ملك الأملاك (رواه البخاري؛ مسلم
Artinya
: “Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang
bernama Malakul Amlak (=rajanya diraja)” (HR. Bukhori; Muslim).
6.
Mencukur rambut bayi
Hal ini
dianjurkan pada hari ketujuh dari kelahiran, maka pernah Hasan di Tanya tentang
sabda Nabi saw : hilangkan gangguan dari bayi, beliau menjawab, “mencukur
rambutnya”. Begitu juga Imam Ahmad berkata : “mencukur rambut bayi”. Nabi
melarang mencukur rambut dengan model qaza’ yaitu mencukur sebagian dan
membiarkan sebagian.
Ibnu Qayyim
berkata[8]
: potong rambut model Qaza’ ada empat bentuk :
1.
Memotong
rambut dari satu arah sebagian dan dari arah lain sebagian seperti terpencarnya
mendung di langit.
2.
Mencukur
bagian tengah meninggalkan bagian samping seperti yang dilakukan oleh penjaga
gereja dikalangan kaum Nashrani.
3.
Mencukur
bagian samping dan membiarkan bagian tengah seperti yang dilakukan oleh para
preman.
4.
Mencukur
bagian depan dan samping meninggalkan bagian belakang.
7.
memberikan contoh keteladanan
keteladanan
yang baik akan membawa pesan positif terhadap anak-anaknya, karena orang yang
paling banyak dicontoh dan ditiru oleh anak adalah orang tuanya dan mereka
pulalah yang paling kuat menanamkan pengaruhnya kepada jiwa anak[9].
Orang tua dituntut untuk menjalankan segala perintah Allah swt dan sunnah
Rasulullah saw menyangkut sikap dan perbuatan, karena anak melihatnya setiap
waktu.
Sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, Beliau adalah teladan bagi seluruh umat manusia,
sebagaimana firman Allah :
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
8.
memilih waktu yang tepat untuk
menasehati anak
memberi nasehat pada waktu yang
tepat sangat besar pengaruhnya. Orang tua harus mampu memilih kapan waktu yang
tepat agar hati anak dapat menerima dan terkesan dengan nasehatnya. Dengan
demikian beban pendidikan semakin berkurang. Hasil pendidikan pun dapat di
capai dengan maksimal.
Rasulullah saw telah mengajarkan
kepada kita bahwa ada tiga waktu yang tepat ketika akan memberi nasehat kepada
anak-anak, yaitu[10]
:
1.
Saat
berjalan-jalan atau di atas kendraan
Ketika
dalam perjalanan secara tidak langsung pikiran anak menjadi tenang dan santai,
keadaan yang demikian itu akan memudahkan bagi anak menerima nasehat dari orang
tuanya.
2.
Waktu
makan
Ketika
makan anak-anak sering melakukan perbuatan yang kurang sopan. Hal ini terdorong
oleh nafsu makannya yang tinggi. Jika orang tua tidak mau duduk dan menemaninya
makan, serta meluruskan kesalahan-kesalahannya maka anak akan selalu dalam
kebiasaan buruk waktu makan.
3.
ketika
anak sakit
jika orang
tua bisa lembut hatinya dalam keadaan sakit, maka anakpun bisa lebih lembut
lagi hatinya apabila sakit. Dalam kelembutan hati yang demikian itu maka
nasehat yang diberikan oleh orang tua akan meresap kadalam hati anak.
9.
bersikap adil dan tidak pilih kasih
Ketidakadilan
dan sikap pilih kasih orang tua terhadap anak-anak akan menimbulkan rasa iri
dan kedengkian dalam jiwa anak karena merasa dirinya disisihkan. Namun demikian
ada penyebab yang membolehkan orang tua mengistimewakan anak yang satu dengan
yang lainnya, seperti : ada kebutuhan yang mendesak, karena usia, cacat, atau
mengalihkan pemberian dari anak yang jahat dan suka berfoya-foya kepada anak
yang baik dan dermawan.
10. Memenuhi
hak-hak anak
Anak yang
dipenuhi dan dikabulkan hak-haknya akan memiliki sikap positif dalam kehidupan.
Anak akan belajar bahwa dalam hidup ini harus bersikap saling member dan
menerima. Sekaligus melatih dirinya agar bisa tunduk kepada kebenaran. Namun
sebagian orang tua kadangkala enggan memenuhi hak dan menerima kebenaran dari
seorang anak kecil.
11. Mendo’akan
anak dengan kebaikan
Doa
merupakan rukun utama yang harus diamalkan oleh orang tua. Doa akan semakin
menghangatkan kasih sayang dan memantapkan cinta orang tua kepada anak-anaknya.
Demi kebaikan anak-anak, orang tua harus memohon dengan sungguh-sungguh dan
penuh harap kepada Allah. Sebaliknya sangat berbahaya jika orang tua mendoakan
keburukan buat anaknya. Karena keburukannya bukan hanya akan dirasakan oleh
anak, tetapi juga akan dirasakan oleh orang tuanya.
12. Menceritakan
kisah –kisah teladan
Kisah
memainkan peranan penting dalam membangun kesadaran akal dan intelektual anak.
Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa kisah – kisah yang
diceritakan itu berdasarkan atas realitas dimasa silam, kisah nyata yang
membuat anak percaya terhadap sejarah dan memberikan dorongan serta semangat
kepada anak, kemudian juga dapat membina kesadaran keislaman dan jauh dari
khurafat dan dongeng fiktif.
13. berbicara
sesuai dengan kemampuan akal anak
seperti
manusia lainnya, anak-anak juga mempunyai keterbatasan. Akal dan pikiran nya
masih dalam tahap perkembangan. Kemampuan orang tua dan pendidik untuk
mengetahui sejauh mana tingkat perkembangannya akan membantu mengatasi setiap
permasalahan yang timbul. Dengan demikian orang tua mengetahui kapan saatnya berbicara,
dengan kata-kata apa seharusnya berbicara dan ide-ide apa yang selayaknya
dilontarkan.
14. memberi
pujian kepada anak
pujian
punya pengaruh penting dalam diri anak. Dapat menggerakkan perasaan dan
emosinya sehingga cepat memperbaiki kesalahannya.
Sebagaimana
yang diceritakan pada zaman Rasulullah bahwa ada seorang laki-laki yang bernama
ibnu Umar, setiap kali bermimpi selalu diceritakannya kepada Rasulullah. Ibnu
Umar berkata : “ketika itu saya masih kecil selalu tidur di masjid, suatu waktu
saya bermimpi seolah – olah ada dua malaikat yang membawaku keneraka. Neraka
itu berkelok-kelok seperti kelokan sumur dan bertanduk dua, kemudian saya
berdoa : “saya berlindung dari neraka. Mimpinya itu diceritakan kepada Hafshah,
selanjutnya Hafshah menceritakan kepada Rasulullah saw dan beliau bersabda :
“sebaik-baik laki – laki adalah Abdullah seandainya Ia mau shalat malam”. Sejak
itu Abdullah tidak pernah meninggalkan shalat malam[11].
[1]. Al
– maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal. 10
[3] . Suwaid, Muhammad Nur (
2004 ). Cara Nabi Mendidik Anak (
cet. Ke-1 ). Jakarta Timur : Al –
I’tishom. Hal 38
[4]. Suwaid,
Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik
Anak ( cet. Ke-1 ). Jakarta Timur :
Al – I’tishom.hal. 39
[5]. Al – quran Al –
Karim dan terjemahnya,
PT. Karya Toha Putra, Semarang, 1999. ( Q.S Al – Baqarah : 233 )
[6] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta
: Darul Haq. Hal. 109
[9]. Suwaid,
Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik
Anak ( cet. Ke-1 ). Jakarta Timur :
Al – I’tishom. Hal. 57
[10]. Suwaid,
Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik
Anak ( cet. Ke-1 ). Jakarta Timur :
Al – I’tishom.. Hal. 59
[11]. Suwaid,
Muhammad Nur ( 2004 ). Cara Nabi Mendidik
Anak ( cet. Ke-1 ). Jakarta Timur :
Al – I’tishom. Hal. 96
Tidak ada komentar:
Posting Komentar