Rabu, 11 Maret 2015

MODEL-MODEL EVALUASI


 MODEL – MODEL EVALUASI

Dalam mengevaluasi suatu program ada banyak model yang di kemukakan oleh para ahli. Meskipun antara satu dan yang lainnya berbeda, namun maksud dan tujuannya  sama. Model evaluasi menurut Tayib Nafis adalah model desain evaluasi oleh para pakar dan ahli. Sebagai berikut :

1.      Goal Oriented Evaluation / Model Tyler
Dalam model ini, yang menjadi objek pengamatan adalah tujuan dari program yang sudah di tetapkan jauh sebelum program di mulai. Evaluasi ini di lakukan secara berkesinambungan untuk mengetahui sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaannya. Model ini menggunakan tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dari program. Evaluator mencoba mengukur sampai di mana tujuan dari program telah di capai.

2.      Goal Free Evaluation Model ( Michael Schriven )
Menurut Schriven, dalam pelaksanaan evaluasi program, Evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, akan tetapi bagaimana bekerjanya suatu program, dengan cara mengidentifikasi penampilan – penampilan yang terjadi, baik hal – hal positif maupun yang negatif. Alasannya karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap –tiap tujuan khusus. Jika tujuan – tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan.
Dalam model ini, evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program, berfokus pada hasil yang sebenarnya bukan hasil yang di rencanakan, hubungan evaluator dan peserta di buat seminimal mungkin, dan tujuan yang telah di rumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan untuk menyempitkan fokus evaluasi.

3.      CIPP Model ( Context, Input, Process, Product )
Konsep evaluasi model CIPP pertama kali di tawarkan oleh stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil dari usahanya dalam mengevaluasi ESEA ( The Elementary and Secondary education Act ).
Sufflebeam menawarkan konsep tersebut dengan pandangan bahwa tujuan penting dari sebuah evaluasi adalah bukan untuk membuktikan sesuatu, akan tetapi adalah untuk memperbaikinya. Evaluasi model CIPP dapat di terapkan dalam bidang pendidikan, manajemen, perusahaan dan sebagainya, serta dalam berbagai jenjang, baik proyek, program maupun institusi.

4.      Model Empat Level Donald L. Kirkpatrick
Merupakan model evaluasi pelatihan yang di kembangkan pertama kali oleh Kirkpatrick ( 1959 ) dengan menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil – hasil pelatihan.
Empat level tersebut dapat di rinci sebagai berikut :
Ø  Evaluasi Reaksi ( Evaluating Reaction )
Reaksi dilakukan untuk mengukur tingkat reaksi yang di desain agar mengetahui opini para peserta pelatihan mengenai program pelatihan
Ø  Evaluasi Pembelajaran ( Evaluating Learning )
Ada tiga hal yang dapat Instruktur ajarkan dalam program training, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Ø  Evaluasi Tingkah Laku ( Evaluating Behavior )
Penilaian tingkah laku di fokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja.
Ø  Evaluasi Hasil / Dampak Program Pelatihan ( Evaluating Result )
Evaluasi hasil di fokuskan pada hasil akhir ( final Result ) yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program.

5.      Model UCLA
Evaluasi model ini dikembangkan oleh Alkin pada tahun 1969. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi.
Lima macam evaluasi yang dikemukakan Alvin :
Ø  System assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.
Ø  Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
Ø  Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah di perkenalkan kepada kelompok tertentu.
Ø  Program Improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi dan bagaimana program berjalan.
Ø  Program certification, yang memberikan informasi tentang informasi atau guna program.

6.      Model Formatif vs Sumatif
Model ini di kembangkan oleh Scriven pada tahun1967. Menurut Scriven evaluasi terhadap program dapat di bedakan menjadi dua :
Ø  Evaluasi Formatif
Adalah proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk di jadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk atau program instruksional.
Ø  Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilaksanakan saat program telah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambilan keputusan.

7.      Model Kesesuaian
Menurut model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat ( congruence ) antara tujuan dengan hasil belajar yang telah di capai.

8.      Model Pengukuran
Pengukuran di gunakan untuk menentukan kuantitas suatu  sifat ( attribute ) tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun peristiwa dalam bentuk unit ukuran tertentu.

9.      Model Yang berorientasi pada tujuan
Model evaluasi ini menggunakantujuan pembelajaran umum ( TPU ) dan tujuan pembelajaran khusus ( TPK ) sebagai criteria untuk menentukan keberhasilan. Tujuan model ini membantu guru merumuskan tujuan dan menjelaskan hubungan antar tujuan dengan kegiatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar