AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Bapak-bapak,ibu-ibu,
dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Pertama
sekali, marilah kita panjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah
swt. Karena Dia telah memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar. Karunia
dan nikmat yang sangat besar itu ialah umur yang panjang, kesehatan yang
baik,dan kesempatan yang luang sehingga kita semua bisa hadir pada hari ini
Kedua
kalinya, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap dilimpahkan Allah kepada
panutan kita semua,yakni Rusulullah saw. Berikut para keluarganya,para
sahabatnya,para ulama dan segenap pengikutnya,umat islam sekalian,Amiin.
Para hadirin
yang saya hormati,
Sebenarnya
kehadiran Islam yang dibawa oleh Rosul terakhir yakni Nabi Muhammad saw. adalah
merupakan pelita yang terang benderang, yang sanggup menembus kegelapan dari
setiap manusia. Menerangi setap kalbu bagi orang yang mendambakan kehidupan
damai. Pelita yang sanggup mengangkat mansuia dari kebodohan menuju kepada
masyarakat berpikiran logis.
Namun
demikian, kadang-kadang sebagian golongan masih saja tidak menghendaki Islam
memancarkan sinar di segala penjuru dunia. Mereka berusaha memadamkan dengan
berbagai cara yang ditempuhnya. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :
يُرِيدُونَ
لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya:
Mereka ingin
memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru)
menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (QS:
Ash-Shaff Ayat: 8)
Meskipun
orang-orang kafir berusaha untuk menghancurkan Islam dan berusaha untuk menekan
pemeluk-pemeluk Islam, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saja. Allah
akan membelanya dan semakin memancarkan agama Islam. Artinya, Islam semakin
jaya dan pemeluk-pemeluknya semakin kuat imannya.
Ketika ayat
tersebut turun, mampu pula memberi semangat kepada Rasulullah saw dalam
menyebarkan Islam di tengah-tengah orang kafir, di tengah-tengah tekanan, teror
dan ancaman mereka. Dengan tetap sabar dan tak kenal menyerah akhirnya banyak
yang menyatakan masuk Islam dan menjadi sahabat setia, mereka siap membela
Rasulullah dan agama yang dibawanya. Semakin lama, dari abad ke abad Islam pun
tersebar keseluruh dunia.
Oleh karena
itu, kita sekarang hidup di abad yang sudah jauh dari jamannya Nabi Muhammad
saw. ketika masih hidup. Namun kita diberi warisan berupa ajaran kebenaran
yakni Islam. Hendaknya generasi ini mewarisi dengan sungguh-sungguh tentang
Islam. Jangan sampai Islam kelak tinggal namanya dan Al-Qur'an tinggal
tulisannya, Naudzu Billah.
Para hadirin
Rahimakumullah,
Kiranya
setiap muslim telah tahu bahwa pemadam cahaya Islam yang dilakukan oleh
orang-orang kafir tidak semata-mata dan tidak dilakukan secara terang-terangan.
Kebanyakan dilakukan dengan strategi sedemikian rupa sehingga kita tidak merasa
menyadarinya. Sedikit demi sedikit dan dengan sangat halusnya mereka membelokan
dan menyelewengkan kebenaran.
Oleh sebab
itu seorang muslim yang ingin meningkatkan ketaqwaanya dianjurkan untuk
melakukan amar makruf nabi munkar, menganjurkan kebenaran dan mencegah
kemunkaran. Menyampaikan hal-hal baik dan melarang perbuatan keji.
Allah berfirman
dalam surat Ali Imran 104 yang berbunyi
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
Artinya:
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. (QS: Ali Imran Ayat: 104)
Berdasarkan
ayat tersebut hendaknya umat Islam senantiasa berusaha untuk menyeru kepada
kebaikan sesuai dengan aturan agama kita. Juga melarang kemunkaran pada
batas-batas yang diijinkan oleh agama kita. Dengan adanya usaha amar makruf
nahi munkar ini, maka Islam akan bersinar terang dan pertolongan Allah akan
tampak kelihatan.
Firman Allah
dalam surat Muhammad:
"Jika
kamu menolong agama Allah, maka Dia akan menolongmu dan menetapkan
kedudukanmu"
Para hadirin
yang berbahagia,
Sebagaimana
telah saya sampaikan, bahwa setiap kemungkaran di dalamnya ada bahaya yaitu
bahaya yang langsung menimpa manusia di dunia ini dan bahaya berupa siksa Allah
kelak di akihirat. Bahaya kemunkaran tidak hanya mengenai orang yang
melakukannya namun mengenai orang lain yang tidak bersalah.
Keterangan
ini terdapat dalam firman Allah surat Al-Anfal 25:
Artinya:
Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
(QS: Al-Anfaal Ayat: 25)
Ketika ayat
ini menunjukan bahwa suatu perbuatan dzalim yang dilakukan seseorang dapat
menimpa orang lain yang tidak ikut melakukannya. Penyebabnya ialah karena
orang-orang yang tidak berbuat munkar tetapi mereka mengetahui dan
mendiamkannya. Mereka tidak mencegahnya dan tidak memberi jalan menuju
kebaikan. Hal inilah sehingga meskipun mereka tidak berbuat dosa, namun terkena
getah dari kemunkaran tersebut.
Betapa
mulianya seorang muslim yang menyibukan diri untuk beramar ma'ruf nahi munkar
dalam setiap kesempatan. Misalnya menyampaikan dakwah Islam di berbagai tempat
dan tidak terikat dengan waktu. Menegur teman yang berbuat buruk dan
mengajaknya untuk berlomba-lomba menuju kebaikan. Mengajak tetangganya untuk
rajin shalat dan menghentikan kebiasaan menggunjing. Dan masih banyak cara-cara
lain dalam beramar makruf nahi munkar.
Rasulullah
saw, bersabda:
"Barangsiapa
diantara kalian mengetahui kemunkaran maka ubahlah kemunkaran itu dengan tangan
(kekuasaan), bila tidak mampu maka ubahlah dengan ucapan. Jika tidak mampu
(dengan ucapan) maka dilakukan dengan hati. Dan yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman."
Bapak-bapak,
Ibu-ibu dan saudara sekalian.
Sebenarnya
mengubah dengan hati dimaksudkan adakalanya berdoa agar mereka yang suka
berbuat munkar segera berhenti. Dapat pula dilakukan dengan menanamkan
kebencian di dalam hati kita terhadap kemunkaran yang ada. Sebab jika
kemunkaran itu sudah menjadi budaya dan sangat sensitif sekali, maka beratlah
kita untuk mengingatnya dengan ucapan. Karena itu untuk diri sendiri perlulah
dilakukan pencegahan agar tidak larut dalam budaya kemunkaran itu. Cara
satu-satunya adalah dalam hati, yakni membenci kemunkaran tersebut.
Kemudian
dalam sebuah hadis lain, Rasulullah saw, bersabda:
"Demi
dzat yang diriku berada dalam kekuasaanNya, agar menyerulah kamu pada hal-hal
yang terpuji, dan agar sesungguhnya mencegahlah kamu dari perbuatan munkar,
atau Allah menurunkan siksa kepadamu, kemudian kamu berdo'a dan ternyata Allah
sudah tidak mengabulkan doamu."
Dari
keterangan hadis tersebut dapatlah diambil pengertian bahwa ada dua pilihan
bagi kita dalam menghadapi kemunkaran. Apakah kita beramar makruf dan nahi
munkar ataukah hanya tinggal diam. Jika kita beramar makruf dan nahi munkar
berarti harus dengan bersungguh-sungguh mengajak mereka kepada kebaikan dan
mencegah kemunkaran. Hal ini Allah akan memberi pahala bagi kita. Allah akan
menyelamatkan kita. Namun jika hanya diam dan membiarkan kemuankaran terjadi di
depan mata kita atau lingkungan hidup kita, maka tentu akan mendapatkan dosa.
Oleh sebab itu dimana saja hendaknya kita tak segan-segan dalam beramar makruf
nahi munkar, namun cara-cara yang dilakukan haruslah yang baik, sopan, dan
memelihara akhlak seorang muslim.
Bilahit taufik wal hidayah,
wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh