PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam upaya
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bidang pendidikan memegang
peranan penting karena pendidikan akan dapat mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Disamping itu akan terwujud
sumber daya manusia yang terampil, potensial dan berkualitas sebagai pelaksana
pembangunan dalam mewujudkan tujuan Nasional.
Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya
kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan
dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyempurnaan
kurikulum, pengadaan buku dan alat-alat pelajaran serta peningkatan mutu
manajemen sekolah. Namun demikian, berbagi indikator mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan mutu sesuai dengan harapan.
Guru sebagai
komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat
strategis dalam usaha pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Dalam hal
ini guru melaksanakan tugasnya baik sebagai perencana pengajaran, sebagai
pelaksana, maupun sebagai evaluator pengajaran. Bahkan guru diharapkan
memodifikasi rancangan dan pelaksanaan pengajaran, berperan aktif serta
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang untuk meningkatkan hasil belajar siswa
sesuai dengan harapan.
Disamping
peranan guru yang sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan,
kemampuan siswa dalam memahami pelajaran juga tidak bisa ditinggalkan. Salah
satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasi tidaknya siswa dalam
proses belajar mengajar adalah motivasi siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu[1].
Dorongan itu hanya akan muncul dalam diri siswa manakala siswa membutuhkan.
Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam rangka membangkitkan motivasi guru harus
dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh
nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya.
Kuat lemahnya
atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai sutau
tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut.
Motif dan motivasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena motivasi
merupakan penjelmaan dari motif.
Sering terjadi
siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang,
tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak
berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian siswa yang
berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh oleh kemampuannya yang rendah
pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.
Berdasarkan
hasil pengamatan, diperoleh hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial
( IPS ) siswa di SD Negeri 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan
masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Daftar nilai hasil belajar
IPS siswa kelas IV semester I SDN 012 Simpang Lebuh Tahun Pelajaran 2012/2013
NO
|
NAMA
SISWA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
1
|
M. Fajar Hanafi
|
8.00
|
|
2
|
Mhd. Risky Ananta Tarigan
|
6,75
|
|
3
|
Fiqri Ardinata RB
|
7,00
|
|
4
|
Marchsel Fawa'az
|
6,75
|
|
5
|
Jefri Albokhori
|
5,00
|
|
6
|
Helvista Alya Putri
|
7,00
|
|
7
|
Mailani Rahmawati
|
6,00
|
|
8
|
Dino Mariadi
|
6,00
|
|
9
|
Nurmala
|
7,00
|
|
10
|
Elsa Carolis
|
7,50
|
|
11
|
Reza
|
5,25
|
|
12
|
Nurhayati
|
7,00
|
|
13
|
Radi Kurniansyah
|
6,25
|
|
Sumber data : Nilai Semester 1 Kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh
Rendahnya hasil
belajar IPS siswa merupakan suatu bukti bahwa siswa kurang memahami pelajaran
IPS. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran
IPS.
SDN 012 Simpang
Lebuh telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan
mencapai tujuan pendidikan, seperti :
1. Melakukan
proses pembelajaran dari jam 07,00 s/d 14.30 wib
2. Guru
menyusun program pembelajaran dengan baik
3. Guru
menggunakan metode-metode pembelajaran
4. Guru
memberikan tugas rumah harian kepada siswa
5. Guru
melakukan pembelajaran tambahan
Namun
demikian usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar
masih terlihat adanya gejala seperti gejala-gejala berikut ini :
1.
Gejala
– gejala guru
1. Guru
mengajar hanya mengandalkan buku panduan sekolah
2. Guru
kurang melakukan komunikasi dengan siswa dalam proses pembelajaran
3. Guru
jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran
4. media
yang digunakan guru kadangkala tidak sesuai dengan pertumbuhan siswa
5. Dalam
proses pembelajaran guru lebih aktif dibandingkan siswa
2.
Gejala
– gejala siswa
1. Siswa
hanya menerima pelajaran dari guru
2. Siswa
hanya tergerak untuk belajar tetapi sulit untuk tekun
3. Siswa
tidak mau memberikan tanggapan atau pendapat tentang pelajaran
4. Siswa
tidak mau menanyakan kesulitan belajar kepada guru
5. Siswa
kurang semangat dalam pelajaran
Sehubungan
dengan gejala-gejala yang terlihat diatas, salah satu cara yang dapat digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan media
gambar. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majajah,
dan sebagainya.
Berdasarkan
pemikiran diatas, diharapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat. Hal
ini menjadi petimbangan utama bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan
judul “Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh
Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan”.
B.
Alasan
Memilih Judul
Dengan
melihat pentingnya pendidikan bagi siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dengan
alasan sebagai berikut :
1.
Motivasi merupakan hal yang penting bagi
siswa dalam proses pembelajaran untuk dapat menguasai pelajaran dengan baik.
2.
Menurut penulis masalah ini sangat
menarik untuk diteliti terutama untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media
gambar dalam pembelajaran IPS di SDN 0012 Simpang Lebuh.
3.
Menurut sepengetahuan penulis masalah
ini tidak ada yang meneliti sebelumnya.
4.
Judul tersebut menurut penulis
terjangkau, baik dari segi waktu, biaya dan kemampuan.
C.
Penjelasan
Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman yang
terdapat dalam judul ini, maka peneliti menjelaskan hal – hal sebagai berikut :
1. Media
Gambar
Media
gambar adalah media visual yang hanya dapat dilihat saja, tetapi tidak
mengandung unsur suara[2].
Media
gambar adalah segala sesuau yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan atau pemikiran
yang bermacam – macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque
proyektor[3].
2. Motivasi
Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau
melakukan sesuatu[4].
Motivasi
adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusa untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu[5].
3. Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya[6].
Belajar merupakan serangkaian upaya
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik
kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun psikomotor[7].
D.
Permasalahan
1.
Pembeberan masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dibeberkan bahwa masalah yang berhubungan
dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
peranan guru dalam penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS
2. Apakah
faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi anak dalam belajar.
3. Bagaimana
hubungan kerjasama antara guru dan siswa.
4. Bagaiman
proses penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS
2.
Batasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang
penulis kemukakan, untuk mempermudah dan terarahnya penelitian ini, maka
penulis membatasi permasalahan penelitian tentang penggunaan media gambar untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh.
3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Bagaimana
proses penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas IV
b. Apakah
penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh sudah terlaksana dengan
baik.
E.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
Dari
rumusan masalah yang ada, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui bagaimana proses
penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang
Lebuh.
2.
Untuk mengetahui hambatan dalam
penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS di kelas IV
3.
Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan
dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS
2. Kegunaan
Penelitian
1.
Secara teoritis
Penelitian ini akan
menghasilkan suatu pengetahuan tentang bagaimana penggunaan media gambar dalam
proses pembelajaran.
2. Secara
praktis
a. Bagi
siswa
Untuk mengembangkan
daya fikir sesuai dengan perkembangannya dan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b. Bagi
Guru
Dapat menerapkan salah
satu alternatif model pembelajaran, strategi dan media yang tepat berguna untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa serta upaya perbaikan dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi
Sekolah
Sebagai bahan masukan
dalam upaya meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah.
d. Bagi
Penulis
Tulisan ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala berfikir.
3. Untuk
memenuhi sebagian dari persyaratan dan tugas guna menyelesaikan studi Strata
Satu ( S1) atau gelar S.Pd.I di STAI AL-AZHAR Pekanbaru.
F.
Kerangka
Teoritis dan Konsep Operasional
1. Kerangka
Teoritis
Pada
bagian ini akan dipaparkan tentang kerangka teoritis yang menjadi acuan
penelitian dimana kerangka teoritis berguna untuk memberikan kerangka dasar
teori yang akan menjadi landasan penelitian sehingga mampu menyelesaikan
permasalahan secara teoritis.
a.
Pengertian
media
Dalam
proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegitan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Media
adalah segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi[8].
Media
juga dapat diartikan segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan
tersebut[9].
Selain
itu media juga berarti alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran[10].
Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Sedangkan
media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
informasi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara
lain, buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide,
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer[11].
Dalam pengertian ini secara implisit menyebutkan bahwa media pembelajaran
adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional
dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Selanjutnya
media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis, yaitu :
a. Media
asli hidup, seperti aquarium dengan ikan dan tumbuhannya, kebun binatang
denngan semua binatang yang ada, dan sebagainya.
b. Media
asli mati, misalnya awetan dalam botol
c. Media
asli benda tak hidup, misalnya kereta api, pesawat terbang , dan mobil
d. Media
asli tiruan atau model, misalnya penampang daun, model boneka dan sebagainya.
e. Media
grafis, misalnya bagan, diagram, grafik, postel plakat, gambar, foto dan
lukisan.
f. Media
dengar, misalnya program radio dan pengeras suara.
g. Media
pandang dengar, misalnya televisi dan video
h. Media
proyeksi, misalnya slide dan tranparansi.
i.
Media cetak, misalnya buku cetak, koran
dan majalah[12].
Selain dari itu media pembelajaran juga
dapat dikelompokkan dalam tiga jenis,
yaitu :
a. Media
cetak, yaitu bahan yang diproduksi melalui percetakan profesional ataupun
tradisional, misalnya : buku, majalah, koran, dan tulisan/bagan/gambar.
b. Media
elektronik, yaitu media yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, televisi dan
video.
c. Realita,
yaitu media pembelajaran yang merupakan objek nyata atau benda sesungguhnya.
Misalnya: siswa dibawa kemuseum, siswa melihat langsung kebun binatang beserta
binatang yang ada di dalamnya[13].
Dari pengelompokan media pembelajaran oleh
kedua pendapat tersebut maka media gambar termasuk salah satu bagian dari
pengelompokan itu. Dalam arti media gambar merupakan media pembelajaran.
b.
Media
gambar
Diantara
media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini
dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar
dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar
dikelompokan kedalam kedalam media visual yaitu media yang mengandalkan indra
penglihatan. Dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam proses belajar
mengajar kebanyakan siswa cukup sulit memahami jika hanya dengan metode diskusi
dan ceramah. Maka media gambar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar
untuk memudahkan siswa memahami dan mengerti materi yang disampaikan.
Dibawah
ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya :
Media
gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan sevara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan
atau pikiran yang bermacam – macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
opaque proyektor[14].
Media
gambar berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki ukuran panjang dan lebar
sebagai alat berupa gambar yang berfungsi menyampaikan materi pengajaran, yang
terdiri dari foto, lukisan/gambar dan sketsa/gambar garis[15].
Media
gambar umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, dan sederhana serta
praktis penggunaannnya. Media gambar sering juga disebut media dua dimensi
yaitu media yang hanya memiliki panjanng dan lebar. Media gambar telah sesuai
dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Selain itu media gambar
juga merupakan sebuah sarana yang sangat baik untuk membawa situasi dunia luar
kedalam ruang kelas. Media gambar termasuk media visual. Sama dengan media
lain, yanng berfungsi untuk menyalurkan pesan dari penerima sumber kepenerima
pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol
komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.
Semua
media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan, berikut adalah kelebihan
dan kelemahan media gambar, yaitu :
1. Kelebihan
media gambar
a. Sifatnya
konkrit, gambar lebih realitis menunjukkan masalah dibandingkan dengan media
verbal semata.
b. Gambar
dapat menngatasi batasan ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
dimasa lampau bisa kita lihat seperti apa adanya. Gambar amat berguna dalam hal
ini.
c. Media
gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Gambar
dapat memperjelas suatu masalah.
e. Siswa
mudah memahaminya.
f. Bisa
menampilkan gambar, grafik atau diagram.
g. Bisa
dipergunakan di dalam kelas, dirumah maupun dalam perjalanan dalam kendaraan.
h. Dapat
dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.
i.
Dapat dipergunakan untuk memberikan
umpan balik
2. Kelemahan
media gambar
a. Gambar
hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gambar
benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c. Ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar.
d. Gambar
sulit dicari karena sejarah mempelajari masa lalu, dan kejadian masa lalu sulit
untuk diabadikan.
e. Tidak
semua kejadian masa lalu dapat dibuat gambarnya[16].
Langkah-langkah
penggunaan media gambar yaitu :
1. Guru
menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.
2. Guru
memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas
3. Guru
menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar
4. Guru
mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan pertanyaan
kepada siswa secara satu persatu
5. Guru
memberikan tugas kepada siswa[17].
c.
Fungsi
Media Gambar
Pemanfaatan
media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya
untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa
dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara
garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi
edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b. Fungsi
sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai
bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi
ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja
maksimal.
d. Fungsi
politis, berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi
seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru,
termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern[18].
d.
Karakteristik
Media Gambar
Setiap
media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya,
cara pembuatannya, maupun cara pengunaanya. Memahami karakteristik berbagai
media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
kaitannya denngan keterampilan pemilihan media pengajaran.
Adapun
karakteristik media gambar adalah :
a. Harus
autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa
melihat langsung.
b. Sederhana,
komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut.
c. Ukuran
gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya
benda atau objek yang digambar.
d. Memadukan
antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Gambar
harus message, tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.
Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran ynag ingin dicapai[19].
e. Motivasi
a.
pengertian Motivasi
Alasan
mengapa seseorang itu melakukan perbuatan, orang sering menyebutnya dengan motif.
Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu atau daya pengaruh dari dalam. Daya penggerak dari dalam itilah yang di
sebut denngan motivasi.
Istilah
motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekutan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat
diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,
berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya tingkah laku
tertentu. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan
karena akan mempengaruhi keberhasilan kegiatan tersebut. Makin tinggi motivasi
menyebabkan makin berhasil sutau kegiatan yang dilakukan.
Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau
melakukan sesuatu[20].
Motivasi
adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu[21].
Dari
beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan
tersembunyi didalam diri kita yang mendorong untuk berkelakuan dan bertindak
dengan cara yang khusus.
b. Fungsi
motivasi dalam pembelajaran adalah :
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasu
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut[22].
c.
Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi
belajar
Siswa yang memiliki motivasi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari ciri-ciri yang diamati
pada saat siswa tersebut mengikuti pelajaran. Siswa dengan motivasi tinggi akan
bersemangat dan bergairah dalam belajar dan begitu juga sebaliknya. Ciri-ciri
siswa yang mempunyai motivasi belajar adalah :
1. Tekun
menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai ).
2. Ulet
menghadapi kesulitan ( tidak lekas putus asa ).
3. Menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Lebih
senang bekerja mandiri
5. Cepat
bosan pada tugas-tugas rutin
6. Dapat
mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu )
7. Tidak
mudah melepaskan hal yang diyakininya itu.
8. Senang
mencari dan memecahkan masalah[23].
Apabila seseorang telah memiliki
ciri-ciri seperti diatas berarti seseorang itu memiliki motivasi yang kuat.
Jadi upaya meningkatkan motivasi belajar adalah: menggerakkan dengan prinsip
kebebasan, pemberian harapan dengan cara merumuskan tujuan instrural khusus,
pemberian inisiatif dan pengaturan tingkah laku siswa.
Ada beberapa cara dan bentuk untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu :
1. Memberi
angka
Banyak
siswa yang tujuan belajarnya adalah untuk mendapatkan angka. Angka yang baik
bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah
adalah memebarikan sesuatu kepada orang lain sebagai cenderamata. Hadiah dapat
juga meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mencapai nilai yang tinggi
3. Saingan/kompetisi
Saingan/kompetisi
dapat digunakan sebagai alat menentukan motivasi. Dimana mendorang siswa untuk
bersaing baik persaingan secara individu maupun secara kelompok sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa.
4. Ego-involvement
Adalah menumbuhkan kesadaran kepada
siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Memberi
ulangan
Para
siswa akan menjadi lebih giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan juga merukan sarana motivasi.
6. Mengetahui
hasil
Dengan
mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat lagi belajar.
7. Pujian
Dengan
pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagnakan dan mempertinggi
gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman
sebagai reinforcement ( penguatan ) yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat
untuk belajar
Hasrat
untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang sudah motivasi untuk belajar,
sehingga hasilnya pun akan lebih baik.
10. Minat
Proses belajar akan
berjalan lancar kalau disertai minat.
11. Tujuan
yang diakui
Dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan maka akan tumbuh gairah untuk terus belajar[24].
Cara
yang hampir sama untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa juga dikemukakan oleh
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2006 ) yaitu :
1. Memberi
angka
2. Hadiah
3. Pujian
4. Gerakan
tubuh
Gerakan
tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol,
tepuk tangan, dan sebagainya akan menumbuhkan semangat belajar siswa.
5. Memberi
tugas
6. Memberi
ulangan
7. Mengetahui
hasil
8. Hukuman[25].
f.
Belajar
1. Pengertian
Belajar
Belajar
adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya[26]. Belajar
juga diartikan “perubahan” yang terjadi
di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar[27].
selain
itu belajar juga dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku sebagai
akibat dari pengalaman dan latihan[28].
Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai
anak didik.
Belajar
merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap
serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun
psikomotor[29].
Disamping
defenisi-defenisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik
yang dilihat secara sempit maupun secara luas. Dalam pengertian luas belajar
dapat diartikan sebagai kegiatan psikologi dan fisik menuju keperkembangan
pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang nerupakan kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian yang seutuhnya. Defenisi atau konsep ini dalam prakteknya banyak
diterapkan di sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan atau menerimanya.
Dari
defenisi-defenisi diatas dapat dikemukan hal-hal yang penting menceritakan
pengertian tentang belajar antara lain : (a) belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, yang perubahan itu dapat mengarahkan kepada tingkah laku
yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada yang lebih buruk, (b)
belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,
(c) tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar itu menyangkut
berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun mental.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
kegiatan pada individu yang menimbulkan perubahan-perubahan, baik perubahan
pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, kemampuan, pengertian, maupun minat yang
merupakan hasil pendidikan atau pengetahuan dan pengalaman.
Belajar
mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1.
Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan
kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang
tidak dapat dipindahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir tampa pengetahuan.
2.
Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau
merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan bersifat
jasmani dan rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan yang dapat dilihat
dan diamati. Sedangkan keterampilan jasmaniah kadang kala tidak dapat dilihat
dan diamati.
3.
Pembentukan sikap
Belajar akan menumbuhkan sikap
mental, perilaku dan pribadi siswa[30].
Jadi
pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan penanaman sikap dan nilai-nilai.
2. Konsep
Operasional
Konsep
operasional merupakan konsep yang dipergunakan untuk memberikan batasan
terhadap konsep dari teoritis, hal ini dioperasionalkan secara spesifik supaya
dapat memberikan landasan kongkrit untuk melaksanakan penelitian. Kajian ini
menekankan pada indikator – indikator sebagai berikut :
1. Aktivitas
guru dalam penggunaan media gambar
1. Guru
menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.
2. Guru
memperlihatkan gambar di depan kelas
3. Guru
menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar.
4. Guru
mengarahkan perhatian siswa
5. Guru
memberikan tugas kepada siswa
2. Motivasi
belajar siswa dalam situasi belajar
1. Tekun
menghadapi tugas
2. Ulet
menghadapi kesulitan
3. Menunjukkkan
minat terhadap bermacam – macam masalah.
4. Lebih
senang bekerja mandiri
5. Cepat
bosan pada tugas – tugas rutin.
G.
Metodologi
Penelitian
1.
Waktu
dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu
pelaksanaan penelitian dimulai sejak pembuatan proposal hingga selesai
penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
b. Tempat
Penelitian
Penelitian ini
penulis lakukan di Sekolah Dasar ( SD ) Negeri 012 Simpang Lebuh Kecamatan
Bunut Kabupaten Pelalawan.
2.
Subjek
dan Objek Penelitian
a. Subjek
Penelitian
Subjek
dari penelitian tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa ini adalah guru wali kelas IV dan seluruh siswa kelas IV di SDN
012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan.
b. Objek
Penelitian
Adapun
objek penelitian yang penulis lakukan adalah penggunaan media gambar untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV di SDN 012
Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan.
3.
Populasi
dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa dan guru yang ada di SDN 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut
Kabupaten Pelalawan. Dengan jumalah siswa 102 orang dan guru 10 orang. Jadi
total keseluruhan populasi adalah 112 orang.
b. Sampel
Sehubungan
dengan populasinya yang terlalu banyak, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan sampel sebesar 12,5 % dari keseluruhan populasi. Yaitu kelas IV SDN
012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Dengan jumlah siswa 14
orang dan 1 orang guru. Jadi total sampel adalah 15 orang.
4.
Teknik
Pengumpulan Data
1. Penentuan
alat pengumpul data
Untuk memperoleh
data yang diperlukan, maka penulis akan tentukan alat – alat pengumpulan data
sebagai berikut :
a.
Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan mencatatnya denngan alat observasi tentang hal – hal yang akan diamati atau diteliti [31]. Observasi juga dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan – bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang di jadikan objek pengamatan [32].
Penulis mengadakan observasi atau pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian guna memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi sebenarnya di SDN 012 Simpang Lebuh. Adapun yang hal – hal yang diobservasi secara terperinci adalah letak geografis dan situasi dan kondisi pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh.
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan mencatatnya denngan alat observasi tentang hal – hal yang akan diamati atau diteliti [31]. Observasi juga dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan – bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang di jadikan objek pengamatan [32].
Penulis mengadakan observasi atau pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian guna memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi sebenarnya di SDN 012 Simpang Lebuh. Adapun yang hal – hal yang diobservasi secara terperinci adalah letak geografis dan situasi dan kondisi pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh.
b.
Dokumentasi
Yaitu berupa pencarian data dari
dokumen, catatan dan arsip yang sesuai dengan pokok pembahasan, seperti keadaan
sekolah, data siswa dan hasil belajar siswa di SDN 012 Simpang Lebuh.
5. Teknik Analisa Data
Dalam
penelitian tindakan kelas ini tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media gambar yaitu :
1. Aktivitas guru ( penggunaan media
gambar )
Aktivitas guru dalam
menggunakan media gambar meliputi 5 indikator dengan 4 klasifikasi dengan
penskoran 1 s/d 4, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 20 ( 5x4 ) dan skor
minimal sebesar 5 ( 5x1 ).
Interval = ( jumlah indikator x skor
maksimal ) – ( jumlah indikator x skor minimal )
Jumlah
klasifikasi
=
= 3,75


Interval persentase = skor
maksimal – skor minimal =
=
18,75%

Jumlah klasifikasi




Sangat
Sempurna = 16,26 – 20 = 81,26% - 100%
Sempurna = 12,51 – 16,25 = 62,51% - 81,25%
Kurang
Sempurna = 8,76 – 12,50 = 43,76% - 62,50 %
Tidak
Sempurna = 5,0 – 8,75 = 25 % - 43,75%
2.
Motivasi
belajar siswa
Motivasi
belajar siswa dalam menggunakan media gambar meliputi 5 indikator dengan jumlah
siswa 14 orang dan 4 klasifikasi dengan penskoran bila dilaksanakan nilainya 1
dan bila tidak dilaksanakan nilainya 0. Sehingga diperoleh skor maksimal
sebesar 70 ( 14 x 5 ) dan skor minimal sebesar 0 ( 14 x 0 ).
Interval
=
=
= 17,5








Sangat
tinggi = 52,6 –
70 = 76% - 100%
Tinggi = 35,1 –
52,5 = 51% - 75%
Rendah = 17,6 – 35 = 26% - 50%
Sangat
rendah = 0 – 17,5 = 0 % - 25%
H . Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN, yaitu pembahasan tentang permasalahan
yang menjabarkan tentang latar belakang masalah, alasan memilih judul,
penegasan istilah, permasalahan ( pembeberan masalah, batasan masalah dan
rumusan masalah ), tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konsep
operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
[1]. Wina Sanjaya (
2011 ). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media.
Hal. 135
[3]. Oemar Hamalik (
2001 ). Media Pengajaran, Jakarta :
Bumi Aksara
[7]. R. Ibrahim,
Nana Syaodih S ( 2010 ). Perencanaan
Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 35
[17]. R. Angkowo
Kosasih, Kosasih ( 20007 ). Optimalisasi
Media Pembelajaran, Jakarta Grasindo
[27]. Syaiful Bahri
Djamarah , Aswan Zain ( 2006 ). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Rineka Cipta. Hal. 38
[28] . Wina sanjaya (
2011 ). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media.
Hal. 112
[29]. R. Ibrahim,
Nana Syaodih S ( 2010 ). Perencanaan
Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 35
[30].
Sardiman,
A. M ( 2007 ). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 26 - 28
[31]. Wina Sanjaya (
2009 ). Penelitian Tindakan Kelas (
cet. Ke-1 ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal. 86
[32] . Pupuh Fathurrohman. Sobri Sutikno ( 2007 ). Strategi Belajar Mengajar ( cet. Ke-2 ).
Bandung : PT. Refika Aditama. Hal. 86