Dasar dan landasan pendidikan islam tersebut di ambil dari
ajaran yang lurus dan benar yang bertujuan untuk membentuk kepribadian generasi
islam dan berusaha untuk menyelamatkan umat islam dari keterhianaan dan
kemunduran. Sumber ajaran islam, yakni Al – Quran dan As – Sunnah [1].
Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi mengatakan bahwa Sumber
dan pedoman pendidikan islam sebagai berikut:
1. Al
– Quranul Karim[2]
Secara lengkap al-Qur`an didefenisikan sebagai firman Allah
yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh
al-Amin dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar
menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah Rasulullah, dan sebagai
undang-undang bagi manusia dan memberi petunjuk kepada mereka, serta menjadi
sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Dan Ia terhimpun
dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat al- fatihah dan diakhiri dengan surat
al-naas, disampikan kepada kita secara mutawatir baik secara lisan maupun
tulisan dari generasi kegenerasi, dan ia terpelihara dari berbagai perubahan
atau pergantian.
Salah satu ayat yang menjelaskan tentang pendidikan agama
islam dilingkungan keluarga adalah surat Lukman ayat 13 – 17.
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) 8÷Åe³9$# xíOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ $uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ ¢Óo_ç6»t !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5Ayöyz `ä3tFsù Îû >ot÷|¹ ÷rr& Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù't $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ×Î7yz ÇÊÏÈ ¢Óo_ç6»t ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷É9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºs ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ
Artinya :
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar". (13)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14). Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15).
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha
Halus lagi Maha mengetahui. (16). Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah). (17).
2. As
– Sunnah an – Nabawiyah[3].
As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul.
Yang di maksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg
diketahui oleh Rasulullah SAW dan beliau membiarkan saja kejadian atau
perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an
yg juga sama berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek
untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yg bertaqwa.
Diantara hadist Rasulullah yang berkaitan dengan peranan
orang tua dalam menanamkan keimanan kepada Allah SWT adalah sebagai berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ
يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
Artinya : Hadis riwayat Abu
Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam
bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang
tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun
seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa
cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.
Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Maka
dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi
manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah
sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yang berkaitan
dengan pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap
beberapa pembenaran dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu :
·
Menerangkan
ayat-ayat Al-Qur’an yg bersifat umum
·
Sunnah
mengkhitmati Al-Qur’an.
3. Jalan
hidup as – Salafush Shalih[4].
Mereka merupakan sebaik – baik umat dalam mengikuti Sunnah
Rasul, di antara mereka ada yang menjadi panutan, sebagian yang lain ada yang
kita ambil ilmu dan pelajaran hidupnya. Kita pelajari dari mereka berbagi cara
dan langkah dalam mendidik anak – anak mereka diatas keimanan kepada Allah dan
RasulNya serta bagaiman kondisi anak-anak mereka. Maka hal itu menjadi acuan
dan landasan kita dalam mendidik anak-anak sehingga mereka mengetahui secara
sempurna bagaimana kehidupan generasi salaf dan cara mereka dalam mendidik
anak.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Al-Walid bin Ubadah berkata :
“aku menemui bapakku Ubadah ketika beliau sedang sakit dan aku menganggap
beliau handak wafat maka aku berkata : “Wahai bapakku bersungguh-sungguhlah memberi
waisat kepadaku “. Lalu beliau berkata : “ dudukkanlah aku “. Setelah
didudukkan beliau berkata : “wahai anakku, kalian tidak akan merasakan manisnya
keimanan dan ma’rifat kepada Allah sebelum beriman kepada takdir yang baik dan
yang buruk, wahai bapakku, bagaimana aku bisa membedakan antara takdir yang
baik dan yang buruk ?, beliau berkata : ketahuilah bahwa usahamu bukan menjadi
penyebab apa yang menimpamu dan apa yang menimpamu bukan karena usahamu. Wahai
anakku, aku mendengar Rasulullah bersabda : “sesungguhnya makhluk yang pertama
kali diciptakan Allah adalah Al-Qalam
kemudian Allah berfirman kepadanya, Tulislah !, maka terjadilah semua
yang akan terjadi hingga hari kiamat, wahai anakku bila kamu meninggal tidak
diatas hal itu maka kamu akan masuk neraka”[5].
4. Ilmu
dan Ulama
Di antara sumber materi
pendidikan adalah ilmu dan ulama, sebagaimana yang ditegaskan oleh ulama salaf
tentang keutamaan ilmu :
Muadz bin Jabal r.a berkata :
“belajarlah sebab mencari ilmu adalah suatu kebaikan dan bagian dari ibadah
serta mendakwahkan kepada yang lain merupakan bagian taqarrub ( pendekatan )[6].
Ilmu merupakan menara jalan para calon penghuni surga, teman dikala kesepian,
pendamping dalam pengasingan, teman bersanding dikala berduaan, petunjuk pada
saat bahagia dan gundah, penjaga ketika sepi dan senjata yang ampuh untuk
melawan musuh. Allah mengangkat kaum dengan ilmu tersebut hingga menjadi
panutan dan perbuatan mereka diikuti. Ilmu adalah sumber kehidupan hati dari
kebodohan, jalan penerang bagi jalan kehidupan, dan sumber kekuatan tubuh dari
kelemahan serta ilmu sebagai penghantar seorang hamba sampai kepintu gerbang
kemuliaan dunia dan akhirat.
Imam
malik berkata : “tidak boleh mengambil ilmu dari empat orang dan boleh dari
selain mereka” :
1. Tidak
boleh mengambil ilmu dari orang bodoh dan hilang akalnya.
2. Dari
ahli bid’ah dan mengajak kepada kebid’ahan.
3. Orang
berdusta dalam meriwayatkan ucapan manusia.
4. Dari
tokoh yang dianggap baik dan shalih namun tidak bisa memilah ari hadist yang
dia sampaikan[7].
5. Bersanding
dengan orang – orang shalih [8].
Ini adalah yang paling penting dalam pendidikan islam yang
benar karena Allah telah menganjurkan kepada para pendidik dengan firmannya :
÷É9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# cqããôt Næh/u Ío4rytóø9$$Î/ ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbrßÌã ¼çmygô_ur (
wur ß÷ès? x8$uZøtã öNåk÷]tã ßÌè? spoYÎ Ío4quysø9$# $u÷R9$# (
wur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tRÌø.Ï yìt7¨?$#ur çm1uqyd c%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ
Artinya : Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas[9].
[1]. Abuddin Nata (
2009 ). Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran ( cet. Ke-1 ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal. 350.
[2] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta
: Darul Haq. Hal. 177
[3] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta
: Darul Haq. Hal. 181
[4] . . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta
: Darul Haq. Hal. 187
[5] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta
: Darul Haq. Hal.. 188
[7] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta
: Darul Haq. Hal.. 192
[9] . Al – quran Al –
Karim dan terjemahnya,
PT. Karya Toha Putra, Semarang, 1999. ( Q.S. Al-Kahfi :
28 )