Minggu, 20 Oktober 2013

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR



PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan akan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Disamping itu akan terwujud sumber daya manusia yang terampil, potensial dan berkualitas sebagai pelaksana pembangunan dalam mewujudkan tujuan Nasional.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat-alat pelajaran serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagi indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan mutu sesuai dengan harapan.
Guru sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat strategis dalam usaha pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Dalam hal ini guru melaksanakan tugasnya baik sebagai perencana pengajaran, sebagai pelaksana, maupun sebagai evaluator pengajaran. Bahkan guru diharapkan memodifikasi rancangan dan pelaksanaan pengajaran, berperan aktif serta menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan.
Disamping peranan guru yang sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran juga tidak bisa ditinggalkan. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasi tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu[1]. Dorongan itu hanya akan muncul dalam diri siswa manakala siswa membutuhkan. Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam rangka membangkitkan motivasi guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai sutau tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena motivasi merupakan penjelmaan dari motif.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial ( IPS ) siswa di SD Negeri 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Daftar nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV semester I SDN 012 Simpang Lebuh Tahun Pelajaran 2012/2013
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
M. Fajar Hanafi
8.00

2
Mhd. Risky Ananta Tarigan
6,75

3
Fiqri Ardinata RB
7,00

4
Marchsel Fawa'az
6,75

5
Jefri Albokhori
5,00

6
Helvista Alya Putri
7,00

7
Mailani Rahmawati
6,00

8
Dino Mariadi
6,00

9
Nurmala
7,00

10
Elsa Carolis
7,50

11
Reza
5,25

12
Nurhayati
7,00

13
Radi Kurniansyah
6,25

Sumber data : Nilai Semester 1 Kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh
Rendahnya hasil belajar IPS siswa merupakan suatu bukti bahwa siswa kurang memahami pelajaran IPS. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPS.
SDN 012 Simpang Lebuh telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai tujuan pendidikan, seperti :
1.      Melakukan proses pembelajaran dari jam 07,00 s/d 14.30 wib
2.      Guru menyusun program pembelajaran dengan baik
3.      Guru menggunakan metode-metode pembelajaran
4.      Guru memberikan tugas rumah harian kepada siswa
5.      Guru melakukan pembelajaran tambahan
Namun demikian usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar masih terlihat adanya gejala seperti gejala-gejala berikut ini :
1.      Gejala – gejala guru
1.      Guru mengajar hanya mengandalkan buku panduan sekolah
2.      Guru kurang melakukan komunikasi dengan siswa dalam proses pembelajaran
3.      Guru jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran
4.      media yang digunakan guru kadangkala tidak sesuai dengan pertumbuhan siswa
5.      Dalam proses pembelajaran guru lebih aktif dibandingkan siswa
2.      Gejala – gejala siswa
1.      Siswa hanya menerima pelajaran dari guru
2.      Siswa hanya tergerak untuk belajar tetapi sulit untuk tekun
3.      Siswa tidak mau memberikan tanggapan atau pendapat tentang pelajaran
4.      Siswa tidak mau menanyakan kesulitan belajar kepada guru
5.      Siswa kurang semangat dalam pelajaran
Sehubungan dengan gejala-gejala yang terlihat diatas, salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan media gambar. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majajah, dan sebagainya.
Berdasarkan pemikiran diatas, diharapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat. Hal ini menjadi petimbangan utama bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan”.
B.       Alasan Memilih Judul
Dengan melihat pentingnya pendidikan bagi siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dengan alasan sebagai berikut :
1.        Motivasi merupakan hal yang penting bagi siswa dalam proses pembelajaran untuk dapat menguasai pelajaran dengan baik.
2.        Menurut penulis masalah ini sangat menarik untuk diteliti terutama untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS di SDN 0012 Simpang Lebuh.
3.        Menurut sepengetahuan penulis masalah ini tidak ada yang meneliti sebelumnya.
4.        Judul tersebut menurut penulis terjangkau, baik dari segi waktu, biaya dan kemampuan.
C.      Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman yang terdapat dalam judul ini, maka peneliti menjelaskan hal – hal sebagai berikut :
1.      Media Gambar
Media gambar adalah media visual yang hanya dapat dilihat saja, tetapi tidak mengandung unsur suara[2].
Media gambar adalah segala sesuau yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi  sebagai curahan atau pemikiran yang bermacam – macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor[3].
2.      Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu[4].
Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusa untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu[5].
3.      Belajar
           Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya[6].
            Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun psikomotor[7].
D.      Permasalahan
1.        Pembeberan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibeberkan bahwa masalah yang berhubungan dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana peranan guru dalam penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS
2.      Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi anak dalam belajar.
3.      Bagaimana hubungan kerjasama antara guru dan siswa.
4.      Bagaiman proses penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS
2.        Batasan Masalah
           Mengingat banyaknya masalah yang penulis kemukakan, untuk mempermudah dan terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan penelitian tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh.
3.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Bagaimana proses penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas IV
b.      Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh sudah terlaksana dengan baik.
E.       Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ada, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.        Tujuan Penelitian
1.        Untuk mengetahui bagaimana proses penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh.
2.        Untuk mengetahui hambatan dalam penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS di kelas IV
3.        Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS
2.      Kegunaan Penelitian
1.        Secara teoritis
Penelitian ini akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang bagaimana penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran.
2.      Secara praktis
a.       Bagi siswa
Untuk mengembangkan daya fikir sesuai dengan perkembangannya dan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
b.      Bagi Guru
Dapat menerapkan salah satu alternatif model pembelajaran, strategi dan media yang tepat berguna untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta upaya perbaikan dalam proses pembelajaran.
c.       Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah.
d.      Bagi Penulis
Tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala berfikir.
3.      Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dan tugas guna menyelesaikan studi Strata Satu ( S1) atau gelar S.Pd.I di STAI AL-AZHAR Pekanbaru.
F.       Kerangka Teoritis dan Konsep Operasional
1.    Kerangka Teoritis
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang kerangka teoritis yang menjadi acuan penelitian dimana kerangka teoritis berguna untuk memberikan kerangka dasar teori yang akan menjadi landasan penelitian sehingga mampu menyelesaikan permasalahan secara teoritis.
a.      Pengertian media
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegitan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi[8].
Media juga dapat diartikan segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut[9].
Selain itu media juga berarti alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran[10].
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain, buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer[11]. Dalam pengertian ini secara implisit menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Selanjutnya media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis, yaitu :
a.       Media asli hidup, seperti aquarium dengan ikan dan tumbuhannya, kebun binatang denngan semua binatang yang ada, dan sebagainya.
b.      Media asli mati, misalnya awetan dalam botol
c.       Media asli benda tak hidup, misalnya kereta api, pesawat terbang , dan mobil
d.      Media asli tiruan atau model, misalnya penampang daun, model boneka dan sebagainya.
e.       Media grafis, misalnya bagan, diagram, grafik, postel plakat, gambar, foto dan lukisan.
f.       Media dengar, misalnya program radio dan pengeras suara.
g.      Media pandang dengar, misalnya televisi dan video
h.      Media proyeksi, misalnya slide dan tranparansi.
i.        Media cetak, misalnya buku cetak, koran dan majalah[12].
Selain dari itu media pembelajaran juga dapat dikelompokkan  dalam tiga jenis, yaitu :
a.       Media cetak, yaitu bahan yang diproduksi melalui percetakan profesional ataupun tradisional, misalnya : buku, majalah, koran, dan tulisan/bagan/gambar.
b.      Media elektronik, yaitu media yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, televisi dan video.
c.       Realita, yaitu media pembelajaran yang merupakan objek nyata atau benda sesungguhnya. Misalnya: siswa dibawa kemuseum, siswa melihat langsung kebun binatang beserta binatang yang ada di dalamnya[13].
Dari pengelompokan media pembelajaran oleh kedua pendapat tersebut maka media gambar termasuk salah satu bagian dari pengelompokan itu. Dalam arti media gambar merupakan media pembelajaran.
b.      Media gambar
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar dikelompokan kedalam kedalam media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihatan. Dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar kebanyakan siswa cukup sulit memahami jika hanya dengan metode diskusi dan ceramah. Maka media gambar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar untuk memudahkan siswa memahami dan mengerti materi yang disampaikan.
Dibawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya :
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan sevara visual  kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran yang bermacam – macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor[14].
Media gambar berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki ukuran panjang dan lebar sebagai alat berupa gambar yang berfungsi menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri dari foto, lukisan/gambar dan sketsa/gambar garis[15].
Media gambar umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, dan sederhana serta praktis penggunaannnya. Media gambar sering juga disebut media dua dimensi yaitu media yang hanya memiliki panjanng dan lebar. Media gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Selain itu media gambar juga merupakan sebuah sarana yang sangat baik untuk membawa situasi dunia luar kedalam ruang kelas. Media gambar termasuk media visual. Sama dengan media lain, yanng berfungsi untuk menyalurkan pesan dari penerima sumber kepenerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.
Semua media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan, berikut adalah kelebihan dan kelemahan media gambar, yaitu :
1.      Kelebihan media gambar
a.       Sifatnya konkrit, gambar lebih realitis menunjukkan masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b.      Gambar dapat menngatasi batasan ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lampau bisa kita lihat seperti apa adanya. Gambar amat berguna dalam hal ini.
c.       Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d.      Gambar dapat memperjelas suatu masalah.
e.       Siswa mudah memahaminya.
f.       Bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram.
g.      Bisa dipergunakan di dalam kelas, dirumah maupun dalam perjalanan dalam kendaraan.
h.      Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.
i.        Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik
2.      Kelemahan media gambar
a.       Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
b.      Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c.       Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
d.      Gambar sulit dicari karena sejarah mempelajari masa lalu, dan kejadian masa lalu sulit untuk diabadikan.
e.       Tidak semua kejadian masa lalu dapat dibuat gambarnya[16].
Langkah-langkah penggunaan media gambar yaitu :
1.      Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.
2.      Guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas
3.      Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar
4.      Guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu
5.      Guru memberikan tugas kepada siswa[17].

c.       Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a.       Fungsi edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b.      Fungsi sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c.       Fungsi ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja maksimal.
d.      Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.
e.       Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern[18].
d.      Karakteristik Media Gambar
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara pengunaanya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya denngan keterampilan pemilihan media pengajaran.
Adapun karakteristik media gambar adalah :
a.       Harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung.
b.      Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut.
c.       Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
d.      Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e.       Gambar harus message, tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran ynag ingin dicapai[19].
e. Motivasi
a. pengertian Motivasi
Alasan mengapa seseorang itu melakukan perbuatan, orang sering menyebutnya dengan motif. Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya pengaruh dari dalam. Daya penggerak dari dalam itilah yang di sebut denngan motivasi.
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekutan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut  bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya tingkah laku tertentu. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan karena akan mempengaruhi keberhasilan kegiatan tersebut. Makin tinggi motivasi menyebabkan makin berhasil sutau kegiatan yang dilakukan.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu[20].
Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu[21].
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan tersembunyi didalam diri kita yang mendorong untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khusus.
b.      Fungsi motivasi dalam pembelajaran adalah :
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasu dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut[22].
c.       Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar
Siswa yang memiliki motivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari ciri-ciri yang diamati pada saat siswa tersebut mengikuti pelajaran. Siswa dengan motivasi tinggi akan bersemangat dan bergairah dalam belajar dan begitu juga sebaliknya. Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar adalah :
1.      Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai ).
2.      Ulet menghadapi kesulitan ( tidak lekas putus asa ).
3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4.      Lebih senang bekerja mandiri
5.      Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
6.      Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu )
7.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu.
8.      Senang mencari dan memecahkan masalah[23].
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri seperti diatas berarti seseorang itu memiliki motivasi yang kuat. Jadi upaya meningkatkan motivasi belajar adalah: menggerakkan dengan prinsip kebebasan, pemberian harapan dengan cara merumuskan tujuan instrural khusus, pemberian inisiatif dan pengaturan tingkah laku siswa.
Ada beberapa cara dan bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu :
1.    Memberi angka
Banyak siswa yang tujuan belajarnya adalah untuk mendapatkan angka. Angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2.    Hadiah
Hadiah adalah memebarikan sesuatu kepada orang lain sebagai cenderamata. Hadiah dapat juga meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mencapai nilai yang tinggi
3.    Saingan/kompetisi
Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat menentukan motivasi. Dimana mendorang siswa untuk bersaing baik persaingan secara individu maupun secara kelompok sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.
4.    Ego-involvement
           Adalah menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5.    Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi lebih giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merukan sarana motivasi.
6.    Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat lagi belajar.

7.    Pujian
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagnakan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8.    Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement ( penguatan ) yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9.    Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang sudah motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya pun akan lebih baik.
10.    Minat
Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat.
11.    Tujuan yang diakui
Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan maka akan tumbuh gairah untuk terus belajar[24].
Cara yang hampir sama untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa juga dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2006 ) yaitu :
1.      Memberi angka
2.      Hadiah
3.      Pujian
4.      Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, dan sebagainya akan menumbuhkan semangat belajar siswa.
5.      Memberi tugas
6.      Memberi ulangan
7.      Mengetahui hasil
8.      Hukuman[25].
f.     Belajar
1.      Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya[26]. Belajar  juga diartikan “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar[27].
selain itu belajar juga dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan[28].
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun psikomotor[29].
Disamping defenisi-defenisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara sempit maupun secara luas. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikologi dan fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang nerupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang seutuhnya. Defenisi atau konsep ini dalam prakteknya banyak diterapkan di sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan atau menerimanya.
Dari defenisi-defenisi diatas dapat dikemukan hal-hal yang penting menceritakan pengertian tentang belajar antara lain : (a) belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, yang perubahan itu dapat mengarahkan kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada yang lebih buruk, (b) belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, (c) tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar itu menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun mental.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan pada individu yang menimbulkan perubahan-perubahan, baik perubahan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, kemampuan, pengertian, maupun minat yang merupakan hasil pendidikan atau pengetahuan dan pengalaman.
Belajar mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1.        Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipindahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tampa pengetahuan.
2.        Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan bersifat jasmani dan rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati. Sedangkan keterampilan jasmaniah kadang kala tidak dapat dilihat dan diamati.
3.        Pembentukan sikap
Belajar akan menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa[30].
Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap dan nilai-nilai.



2.      Konsep Operasional
Konsep operasional merupakan konsep yang dipergunakan untuk memberikan batasan terhadap konsep dari teoritis, hal ini dioperasionalkan secara spesifik supaya dapat memberikan landasan kongkrit untuk melaksanakan penelitian. Kajian ini menekankan pada indikator – indikator sebagai berikut :
1.      Aktivitas guru dalam penggunaan media gambar
1.      Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.
2.      Guru memperlihatkan gambar di depan kelas
3.      Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar.
4.      Guru mengarahkan perhatian siswa
5.      Guru memberikan tugas kepada siswa
2.      Motivasi belajar siswa dalam situasi belajar
1.      Tekun menghadapi tugas
2.      Ulet menghadapi kesulitan
3.      Menunjukkkan minat terhadap bermacam – macam masalah.
4.      Lebih senang bekerja mandiri
5.      Cepat bosan pada tugas – tugas rutin.




G.      Metodologi Penelitian
1.        Waktu dan Tempat Penelitian
a.       Waktu Penelitian
         Waktu penelitian adalah waktu pelaksanaan penelitian dimulai sejak pembuatan proposal hingga selesai penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
b.      Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di Sekolah Dasar ( SD ) Negeri 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan.

2.      Subjek dan Objek Penelitian
a.       Subjek Penelitian
            Subjek dari penelitian tentang penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa ini adalah guru wali kelas IV dan seluruh siswa kelas IV di SDN 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan.
b.      Objek Penelitian
            Adapun objek penelitian yang penulis lakukan adalah penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV di SDN 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan.




3.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
             Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan guru yang ada di SDN 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Dengan jumalah siswa 102 orang dan guru 10 orang. Jadi total keseluruhan populasi adalah 112 orang.
b.      Sampel
Sehubungan dengan populasinya yang terlalu banyak, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebesar 12,5 % dari keseluruhan populasi. Yaitu kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Dengan jumlah siswa 14 orang dan 1 orang guru. Jadi total sampel adalah 15 orang.
4.      Teknik Pengumpulan Data
1.      Penentuan alat pengumpul data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulis akan tentukan alat – alat pengumpulan data sebagai berikut :
a.         Observasi
          Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan mencatatnya denngan alat observasi tentang hal – hal yang akan diamati atau diteliti [31].  Observasi juga dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan – bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang di jadikan objek pengamatan [32].
           Penulis mengadakan observasi atau pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian guna memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi sebenarnya di SDN 012 Simpang Lebuh. Adapun yang hal – hal yang diobservasi secara terperinci adalah letak geografis dan situasi dan kondisi pembelajaran IPS di kelas IV SDN 012 Simpang Lebuh.
b.         Dokumentasi
             Yaitu berupa pencarian data dari dokumen, catatan dan arsip yang sesuai dengan pokok pembahasan, seperti keadaan sekolah, data siswa dan hasil belajar siswa di SDN 012 Simpang Lebuh.
5.      Teknik Analisa Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar yaitu :
1.      Aktivitas guru ( penggunaan media gambar )
Aktivitas guru dalam menggunakan media gambar meliputi  5  indikator dengan 4 klasifikasi dengan penskoran 1 s/d 4, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 20 ( 5x4 ) dan skor minimal sebesar 5 ( 5x1 ).
Interval = ( jumlah indikator x skor maksimal ) – ( jumlah indikator x skor minimal )
                                                         Jumlah klasifikasi
              =                               = 3,75

Interval persentase = skor maksimal – skor minimal      =  = 18,75%
                                                Jumlah klasifikasi


Klasifikasi aktifitas guru ( penggunaan media gambar )
          Kategori                              interval                               persentase
Sangat Sempurna                   = 16,26 – 20                    = 81,26% - 100%
Sempurna                               = 12,51 – 16,25               = 62,51% - 81,25%
Kurang Sempurna                  = 8,76 – 12,50                 = 43,76% - 62,50 %
Tidak Sempurna                     = 5,0 – 8,75                     = 25 % - 43,75%

2.      Motivasi belajar siswa
Motivasi belajar siswa dalam menggunakan media gambar meliputi 5 indikator dengan jumlah siswa 14 orang dan 4 klasifikasi dengan penskoran bila dilaksanakan nilainya 1 dan bila tidak dilaksanakan nilainya 0. Sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 70 ( 14 x 5 ) dan skor minimal sebesar 0 ( 14 x 0 ).
Interval  =      =    = 17,5
Interval persentase  =    =   = 25%
       Klasifikasi                          Interval                                 Persentase
Sangat tinggi                          = 52,6 – 70                      = 76% - 100%
Tinggi                                     = 35,1 – 52,5                   = 51% - 75%
Rendah                                   = 17,6 – 35                      = 26% - 50%
Sangat rendah                        = 0 – 17,5                        = 0 %  - 25%
H . Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN,    yaitu pembahasan tentang permasalahan yang menjabarkan tentang latar belakang masalah, alasan memilih judul, penegasan istilah, permasalahan ( pembeberan masalah, batasan masalah dan rumusan masalah ), tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konsep operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN



[1]. Wina Sanjaya ( 2011 ). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media. Hal. 135
2. Wina sanjaya ( 2011 ). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media. Hal. 172
[3]. Oemar Hamalik ( 2001 ). Media Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara
4. Wina Sanjaya ( 2011 ). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Penddidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Hal. 135
5. Sardiman ( 2007 ).  Interaksi dam Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 75
6. Sardiman ( 2007 ).  Interaksi dam Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 20
[7]. R. Ibrahim, Nana Syaodih S ( 2010 ). Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 35
8. Nuryani, R dkk ( 2005 ). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press. Hal. 114 - 115
9. Ibid. Hal.115
10. Syaiful Bahri Jamarah, Aswan Zain ( 2006 ). Strategi Belajar Mengajar,  Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal. 121
11. Arsyad, A ( 2002 ). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 8
12. Nuryani, R dkk ( 2005 ). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press. Hal. 119
13. Ibrahim, R dan Syaodih, N. S ( 2003 ). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hal.115
14. Oemar hamalik ( 2001 ). Media Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara
15. Arsyad, A ( 2002 ). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 113
16. Sadiman, AS, dkk ( 2002 ). Media Pendidikan ( Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya ), Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 29 - 30
[17]. R. Angkowo Kosasih, Kosasih ( 20007 ). Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta Grasindo
18. Oemar Hamalik ( 2001 ). Media Pengajaran, Jakarta : Bumi aksara
19. Masnijon ( 2008 ). Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pekanbaru : Skripsi UNRI
20. Wina Sanjaya ( 2011 ). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Penddidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Hal. 135
21. Sardiman ( 2007 ).  Interaksi dam Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 75
22. Ibid. Hal. 85
23. Sardiman, A. M ( 2007 ). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 83
24. Sardiman, A. M ( 2007 ). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 92 - 95
25. Syaiful Bahri Djamarah , Aswan Zain ( 2006 ).  Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal. 149 – 156
26. Sardiman, A. M ( 2007 ). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 20
[27]. Syaiful Bahri Djamarah , Aswan Zain ( 2006 ).  Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal. 38
[28] . Wina sanjaya ( 2011 ). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media. Hal. 112
[29]. R. Ibrahim, Nana Syaodih S ( 2010 ). Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 35
[30]. Sardiman, A. M ( 2007 ). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 26 - 28
[31]. Wina Sanjaya ( 2009 ). Penelitian Tindakan Kelas ( cet. Ke-1 ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.  Hal. 86
[32] . Pupuh Fathurrohman. Sobri Sutikno ( 2007 ). Strategi Belajar Mengajar ( cet. Ke-2 ). Bandung : PT. Refika Aditama. Hal. 86