Selasa, 13 Agustus 2013

SUMBER DAN LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM


Dasar dan landasan pendidikan islam tersebut di ambil dari ajaran yang lurus dan benar yang bertujuan untuk membentuk kepribadian generasi islam dan berusaha untuk menyelamatkan umat islam dari keterhianaan dan kemunduran. Sumber ajaran islam, yakni Al – Quran dan As – Sunnah [1].
Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi mengatakan bahwa Sumber dan pedoman pendidikan islam sebagai berikut:
1.      Al – Quranul Karim[2]
Secara lengkap al-Qur`an didefenisikan sebagai firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh al-Amin dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah Rasulullah, dan sebagai undang-undang bagi manusia dan memberi petunjuk kepada mereka, serta menjadi sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Dan Ia terhimpun dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat al- fatihah dan diakhiri dengan surat al-naas, disampikan kepada kita secara mutawatir baik secara lisan maupun tulisan dari generasi kegenerasi, dan ia terpelihara dari berbagai perubahan atau pergantian.
Salah satu ayat yang menjelaskan tentang pendidikan agama islam dilingkungan keluarga adalah surat Lukman ayat 13 – 17.

øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) 8÷ŽÅe³9$# xíOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ   $uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ   bÎ)ur š#yyg»y_ #n?tã br& šÍô±è@ Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ Ÿxsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur Ÿ@Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ   ¢Óo_ç6»tƒ !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5AyŠöyz `ä3tFsù Îû >ot÷|¹ ÷rr& Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù'tƒ $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ׎Î7yz ÇÊÏÈ   ¢Óo_ç6»tƒ ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ  

Artinya : dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (13) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14). Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15). (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. (16). Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (17).

2.      As – Sunnah an – Nabawiyah[3].
As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh Rasulullah SAW dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yg juga sama berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya  atau muslim yg bertaqwa.
Diantara hadist Rasulullah yang berkaitan dengan peranan orang tua dalam menanamkan keimanan kepada Allah SWT adalah sebagai berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
Artinya : Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.
Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Maka dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yang berkaitan dengan pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap beberapa pembenaran dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu :
·                     Menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an yg bersifat umum
·                     Sunnah mengkhitmati Al-Qur’an.
3.      Jalan hidup as – Salafush Shalih[4].
Mereka merupakan sebaik – baik umat dalam mengikuti Sunnah Rasul, di antara mereka ada yang menjadi panutan, sebagian yang lain ada yang kita ambil ilmu dan pelajaran hidupnya. Kita pelajari dari mereka berbagi cara dan langkah dalam mendidik anak – anak mereka diatas keimanan kepada Allah dan RasulNya serta bagaiman kondisi anak-anak mereka. Maka hal itu menjadi acuan dan landasan kita dalam mendidik anak-anak sehingga mereka mengetahui secara sempurna bagaimana kehidupan generasi salaf dan cara mereka dalam mendidik anak.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Al-Walid bin Ubadah berkata : “aku menemui bapakku Ubadah ketika beliau sedang sakit dan aku menganggap beliau handak wafat maka aku berkata : “Wahai bapakku bersungguh-sungguhlah memberi waisat kepadaku “. Lalu beliau berkata : “ dudukkanlah aku “. Setelah didudukkan beliau berkata : “wahai anakku, kalian tidak akan merasakan manisnya keimanan dan ma’rifat kepada Allah sebelum beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk, wahai bapakku, bagaimana aku bisa membedakan antara takdir yang baik dan yang buruk ?, beliau berkata : ketahuilah bahwa usahamu bukan menjadi penyebab apa yang menimpamu dan apa yang menimpamu bukan karena usahamu. Wahai anakku, aku mendengar Rasulullah bersabda : “sesungguhnya makhluk yang pertama kali diciptakan Allah adalah Al-Qalam  kemudian Allah berfirman kepadanya, Tulislah !, maka terjadilah semua yang akan terjadi hingga hari kiamat, wahai anakku bila kamu meninggal tidak diatas hal itu maka kamu akan masuk neraka”[5].
4.      Ilmu dan Ulama
Di antara sumber materi pendidikan adalah ilmu dan ulama, sebagaimana yang ditegaskan oleh ulama salaf tentang keutamaan ilmu :
Muadz bin Jabal r.a berkata : “belajarlah sebab mencari ilmu adalah suatu kebaikan dan bagian dari ibadah serta mendakwahkan kepada yang lain merupakan bagian taqarrub ( pendekatan )[6]. Ilmu merupakan menara jalan para calon penghuni surga, teman dikala kesepian, pendamping dalam pengasingan, teman bersanding dikala berduaan, petunjuk pada saat bahagia dan gundah, penjaga ketika sepi dan senjata yang ampuh untuk melawan musuh. Allah mengangkat kaum dengan ilmu tersebut hingga menjadi panutan dan perbuatan mereka diikuti. Ilmu adalah sumber kehidupan hati dari kebodohan, jalan penerang bagi jalan kehidupan, dan sumber kekuatan tubuh dari kelemahan serta ilmu sebagai penghantar seorang hamba sampai kepintu gerbang kemuliaan dunia dan akhirat.
Imam malik berkata : “tidak boleh mengambil ilmu dari empat orang dan boleh dari selain mereka” :
1.      Tidak boleh mengambil ilmu dari orang bodoh dan hilang akalnya.
2.      Dari ahli bid’ah dan mengajak kepada kebid’ahan.
3.      Orang berdusta dalam meriwayatkan ucapan manusia.
4.      Dari tokoh yang dianggap baik dan shalih namun tidak bisa memilah ari hadist yang dia sampaikan[7].

5.      Bersanding dengan orang – orang shalih [8].
Ini adalah yang paling penting dalam pendidikan islam yang benar karena Allah telah menganjurkan kepada para pendidik dengan firmannya :
÷ŽÉ9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# šcqããôtƒ Næh­/u Ío4rytóø9$$Î/ ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbr߃̍ム¼çmygô_ur ( Ÿwur ß÷ès? x8$uZøŠtã öNåk÷]tã ߃̍è? spoYƒÎ Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# ( Ÿwur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tR̍ø.ÏŒ yìt7¨?$#ur çm1uqyd šc%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ  
Artinya : Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas[9].



[1]. Abuddin Nata ( 2009 ). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran ( cet. Ke-1 ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal. 350.
[2] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal. 177
[3] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal.  181
[4] . . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq.  Hal. 187
[5] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal.. 188
[6] . Ibid Hal.. 189
[7] . Al – maghribi bin as – Said al – Maghribi ( 2004 ). Begini Seharusnya mendidik Anak, Jakarta : Darul Haq. Hal.. 192
[8] . Ibid Hal.  196
[9] . Al – quran Al – Karim dan terjemahnya, PT. Karya Toha Putra, Semarang, 1999.  ( Q.S. Al-Kahfi : 28 )